Selasa, 10/12/2024 12:09 WIB

Suku Moni Papua Suarakan Tolak Natalis Tabuni dan Yann Robert

Warga Intan Jaya dari suku Moni, Jhoni Kobogau menyebut kemenangan pihak Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw dalam Pilkada dihasilkan dari proses curang

Jhoni Kobogau

Jakarta - Suku Moni gencar menyuarakan penolakan terhadap Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya, Papua Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw. Salah satunya dengan menegaskan bahwa suku Moni tidak pernah memandatkan amanah bagi Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw untuk memimpin Intan Jaya dalam kurun waktu 2017-2022.

Warga Intan Jaya dari suku Moni, Jhoni Kobogau menyebut kemenangan pihak Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw dalam Pilkada dihasilkan dari proses curang. Menurutnya, Pasangan ini hanya dimenangkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

Jhoni mengatakan sebenarnya Natalis-Yann Robert kalah dari pemenang Pilkada Intan Jaya yang sebenarnya yakni pasangan Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme. Jhoni menegaskan pasangan nomor urut 2 yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebenarnya mendapatkan perolehan hasil suara terbanyak.

"Sakit hati dan penderitaan seluruh lapisan masyarakat masih terluka bahkan belum sembuh sampai saat ini, Natalis Tabuni dan Yaan R. Kobogoyau dimenangkan dengan dasar yang tidak jelas. Alias Kemenangan buatan MK Prof Dr. Arief Hidayat dan ke 9 Hakim yang Pernah anda bisik di telingah mereka," ujar Jhoni melalui siaran persnya, Kamis (21/9/2017).

Jhoni mengungkapkan pasangan Natalis-Yann Robert terlibat dalam permainan cacat supaya memenangkan dirinya. Bahkan, kata Jhoni, Ketua KPU Propinsi Papua Adam Arisoi serta beberapa pejabat DPR, KPUD, KPU bahkan semua kepala dinas Kabupaten Intan jaya juga terlibat.

"Yang Lebih gila lagi, Penggandaan Hologram, C1KWK, DPT Setiap distrik berdasaran SK 50  anda manipulasi, dan berubah total. Semua kebohongan ini, publik telah mengetahui, bukan lagi rahasia. Cukup anda menipu masyarakat Moni di kabupaten Intan Jaya Periode I, 2012-2017," ungkapnya.

Jhoni meminta Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw mengakui kekalahannya.

"Pasangan ini tidak perlu membohongi masyarakat. Toh, apapun cara yang dilakukan Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw, untuk menjadi orang nomor satu di Kabupaten Intan Jaya, sudah ketahuan," ucapnya.

Jhoni mendesak Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw harus berani jujur bahwa jabatan Bupati dan Wakil Bupati yang disandangnya pada periode kedua ini dihasilkan dari proses yang salah.

"Yang dimenangkan oleh MK, merupakan rampasan dari pasangan Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme. Untuk Periode ke II anda harus merendahkan diri dan belajar mengalah. Jangan lagi menutupi dosa Politik dengan 1.000 macam cara. Yang dapat membohongi masyarakat suku Moni sebagai tuan di negeri Intan Jaya. Cukup anda merampas jabatan pertama kepada politikus yang sama," tukasnya. 

Jhoni mengaku mayoritas pemilih Pilkada Intan Jaya menyalurkan suaranya kepada Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme. Hal itu, kata Jhoni, didasarkan atas Surat Keputusan KPU Intan Jaya Nomor: 16/Kpts/KPU-IJ/IV/2017 maupun SK 14 /Kpts/KPU_IJ/IV/2017 dan berita acara Nomor :07/Kpts/KPU_IJ/II/2017 dengan perolehan 33.958 suara.

Dengan dasar itu, katanya, Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Intan Jaya Terpilih adalah Yulius Yapugau dan Yunus Kalabetme.

"Kami sudah alami pengalaman pahit seperti ini, logikanya mungkin hanya masyarakat tidak tau dirilah yang mendukung anda, dan menjadi pengikut anda 99% masyarakat Intan Jaya memilih Paslon nomor urut 2I. Lalu, suara sebanyak yang MK Putuskan 29 Agustus lalu di MK suara dari Mana saja?," tukasnya.

Tak sampai di situ, Jhoni kemudian mengajak seluruh masyarakat Intan Jaya tidak tertipu dengan Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw yang dimenangkan oleh KPU daerah, KPU Provinsi dan MK.

"Jika Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw dipaksakan untuk dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati, maka dia menyuarakan agar SK pemekaran Kabupaten melalui dasar hukum UU RI Tahun  2008 No. 54 Tertanggal 29 Oktober 2008 dikembalikan kepada Presiden Melalui Menteri Dalam Negeri (Mendagri)," jelasnya.

Jhoni mengancam akan memilih gabung kembali ke kabupaten induk Paniai jika Natalis-Yann Robert ngotot dilantik.

"Bersatu dan musyawarah bersama melalui pernyataan dan perjanjian politik demi pembangunan dan keamanan bersama bagi wewenang dan kekuasaan 50%-50%. Bupati karateker yang diutus oleh presiden melalui Mendagri. Kalau memang semua opsi itu tidak bisa, bubarkan saja dari pada mayarakat menjadi korban," jelasnya.

Jhoni juga mengungkapkan alasan masyarakat tidak memilih Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw pada Pilkada yang berlangsung 2017 silam itu. Bagi dia, selama Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw memimpin Intan Jaya periode 2012-2017, maka dapat dipastikan tak ada program pembangunan yang berarti bagi masyarakat. 

"Tak ada janji politik yang diwujudkan Natalis Tabuni dan Yann Robert Kobogoyauw selama mereka memimpin Intan Jaya. Hasilnya selama lima tahun telah menunjukan realitas seperti yang kami sedang alami semua penderitaan di berbagai sisi seperti ini. Sekarang anda mau datang untuk menyiksa orang Moni lagi," katanya.

KEYWORD :

Suku Moni Papua Pilkada Intan Jaya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :