
Ilustrasi - istri mengeluhkan suami (Foto: AI/Terasmuslim)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam kehidupan rumah tangga, dinamika antara suami dan istri tentu sangat wajar. Namun, Islam mengajarkan etika dan adab dalam menyampaikan keluh kesah, termasuk saat seorang istri merasa tidak puas terhadap suaminya.
Islam menekankan pentingnya komunikasi yang baik, tetapi juga mengingatkan agar keluhan tidak disampaikan dengan cara yang merendahkan atau membandingkan suami.
Rasulullah SAW memperingatkan agar para istri tidak mudah mengeluh, terutama dengan cara yang dapat merusak hubungan rumah tangga. Dalam sebuah hadist riwayat Bukhari, beliau bersabda.
Mengapa Bulan Kedua Hijriah Disebut Bulan Safar?
“Aku melihat ke dalam neraka, dan mayoritas penghuninya adalah wanita.” Ketika ditanya, beliau menjawab, “Karena mereka banyak mengutuk dan mengingkari kebaikan suami. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang tahun, lalu ia melihat sedikit saja keburukan darimu, ia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan darimu sedikit pun.’”
Hadis ini menunjukkan bahwa mengeluhkan suami tanpa melihat sisi positifnya bisa menjadi bentuk kekufuran terhadap nikmat, khususnya nikmat yang diberikan melalui suami.
Islam mengajarkan bahwa bersyukur kepada suami merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah SWT, karena suami adalah pemimpin rumah tangga, sebagaimana tercantum dalam QS. An-Nisa: 34:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
"Kaum pria itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS. An-Nisa: 34)
Lebih lanjut, Islam tidak melarang istri untuk menyampaikan keluhan atau keberatannya terhadap suami selama dilakukan dengan cara yang baik dan sopan.
Jika terdapat perlakuan yang tidak adil atau kekerasan rumah tangga, seorang istri boleh meminta pertolongan pihak ketiga, seperti keluarga atau hakim syar`i.
Penting untuk diingat bahwa keluhan yang disampaikan secara langsung kepada suami dengan tujuan memperbaiki keadaan adalah bentuk komunikasi yang dianjurkan dalam Islam.
Sebaliknya, menyebarkan keluhan melalui media sosial atau kepada orang lain dengan kemarahan dapat menjadi ghibah dan membuka aib keluarga, yang jelas dilarang dalam Islam, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat: 12:
وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
"Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain." (QS. Al-Hujurat: 12)
Mengeluh secara berlebihan dapat merusak hubungan rumah tangga. Oleh karena itu, istri disarankan untuk menjaga lisan, menahan emosi, dan mengutamakan dialog yang membangun.
Rasulullah SAW juga mengajarkan bahwa istri yang taat, bersyukur atas pemberian suami, dan menjaga diri akan mendapat tempat yang mulia di akhirat.
Islam tidak melarang istri untuk mengungkapkan keluhan, namun harus dilakukan dengan adab yang benar. Mengeluhkan suami tanpa melihat kebaikan yang diberikan padanya dapat merusak hubungan dan berdampak pada kehidupan akhirat.
Seorang istri yang bijaksana adalah yang mampu menjaga lisannya, menyampaikan keluhan dengan lemah lembut, dan selalu bersyukur atas kebaikan suami.
KEYWORD :Info Keislaman Islam Istri suami mengeluh