Senin, 28/07/2025 01:05 WIB

Kekuatan Serangan Roket BM-21 Kamboja terhadap Thailand

Sistem rudal BM-21 Grad memiliki jangkauan tembak standar sekitar 20 kilometer

Ilustrasi - Militer Kamboja menembakkan roket ke arah Thailand pada Kamis 24 Juli 2025 (Foto: Tangkapan layar via X)

Jakarta, Jurnas.com - Hubungan antara Kamboja dan Thailand kembali memanas setelah terjadi bentrokan bersenjata yang menjadi yang paling serius dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Militer Kamboja tiba-tiba meluncurkan serangan roket artileri menggunakan sistem BM-21 Grad ke posisi militer Thailand, yang berada di sekitar area Candi Preah Vihear dan Ta Muen Thom, memicu respons keras dari Bangkok.

Serangan ini menggunakan sistem roket lanjutan BM-21 Grad buatan Soviet, dengan peluncur 40 tabung kaliber 122 mm yang dipasang di truk militer.

Setiap kendaraan dilaporkan dapat membawa dan meluncurkan 40 roket dalam waktu hanya 20 detik, dengan roket yang memiliki panjang sekitar 2,87 meter dan berat lebih dari 66 kilogram, serta membawa hulu ledak fragmentasi tinggi yang dapat menghancurkan area luas dalam sekejap.

Sistem BM-21 Grad memiliki jangkauan tembak standar sekitar 20 kilometer. Namun, dengan penggunaan roket yang lebih modern atau versi peningkatan, seperti roket 9M28F atau varian dari Tiongkok dan Korea Utara, jangkauannya dapat diperpanjang hingga 30-40 kilometer.

Meski tidak memiliki kemampuan presisi tinggi, BM-21 terkenal dengan efek saturasi-nya, yang mampu membanjiri area target dengan puluhan ledakan secara serentak.

Keunggulan lain dari BM-21 adalah kemampuan manuver-nya. Sistem ini dipasang di truk, sehingga dapat dengan cepat berpindah lokasi setelah melakukan penembakan.

Hal ini memungkinkan shoot and scoot, teknik di mana sistem ini bisa cepat menembak dan segera menghindar dari serangan balasan.

BM-21 biasa digunakan untuk menghantam posisi musuh di garis belakang, seperti kamp logistik, titik konsentrasi pasukan, depot amunisi, dan jalur suplai.

Selain itu, sistem ini juga digunakan untuk membombardir wilayah luas dengan tujuan menciptakan kekacauan atau menekan pergerakan musuh. Namun, dalam perang urban, penggunaan BM-21 harus hati-hati karena daya ledaknya yang besar dapat membahayakan warga sipil.

Sistem BM-21 telah diproduksi secara luas dan dimodifikasi oleh berbagai negara, termasuk Tiongkok, Korea Utara, dan Iran, serta negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Kamboja.

Beberapa negara bahkan mengembangkan versi BM-21 yang dilengkapi sistem kontrol tembakan yang lebih modern, memungkinkan koordinasi yang lebih akurat dan efisien di medan perang.

Walaupun dikembangkan lebih dari 60 tahun lalu, BM-21 tetap menjadi salah satu sistem artileri yang sangat ditakuti. Efek kejut, volume tembakan, dan mobilitasnya menjadikan BM-21 sebagai senjata favorit, terutama di negara-negara dengan keterbatasan dalam sistem roket berpemandu. Dalam konflik perbatasan atau perang asimetris, BM-21 menawarkan daya gempur besar dengan biaya operasional yang relatif rendah.

KEYWORD :

Roket BM-21 Kamboja Thailand Asia Tenggara Konflik Perang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :