Minggu, 27/07/2025 05:55 WIB

Anak Belum 13 Tahun? Jangan Dulu Diberi Smartphone, Ini Peringatan Ilmuwan

Sebuah riset dari Sapien Labs, melibatkan data dari lebih dari 100.000 orang muda usia 18–24 tahun di berbagai negara, menemukan hubungan yang jelas antara kepemilikan smartphone di usia dini dan penurunan tajam kesehatan mental saat dewasa.

Ilustrasi penggunaan smarthphone (Foto: Pexels/Ron Lach)

Jakarta, Jurnas.com - Di zaman ketika balita pun sudah terbiasa menggeser layar, para ilmuwan mengeluarkan peringatan keras: jangan beri anak smartphone sebelum usia 13 tahun. Bukan sekadar kekhawatiran orangtua, ini adalah hasil dari studi global terbesar yang pernah dilakukan soal dampak ponsel terhadap kesehatan mental jangka panjang.

Sebuah riset dari Sapien Labs, melibatkan data dari lebih dari 100.000 orang muda usia 18–24 tahun di berbagai negara, menemukan hubungan yang jelas antara kepemilikan smartphone di usia dini dan penurunan tajam kesehatan mental saat dewasa.

“Ada korelasi kuat antara penggunaan smartphone sebelum usia 13—terutama di bawah 10 tahun—dengan meningkatnya risiko depresi, pikiran bunuh diri, agresivitas, bahkan delusi,” ujar Dr. Tara Thiagarajan, pendiri dan ilmuwan utama Sapien Labs.

Apa yang Terjadi Saat Anak Terlalu Dini Memegang Smartphone?

Smartphone bukan lagi sekadar alat komunikasi. Ia adalah gerbang ke dunia digital bertenaga AI, di mana algoritma bekerja untuk membuat anak terus menatap layar—meski itu berarti mengorbankan tidur, interaksi nyata, dan kestabilan emosi.

Anak yang mendapatkan smartphone di usia 5 tahun hanya mencatat skor kesehatan mental (MHQ) sebesar 1 dari 100. Bandingkan dengan skor 30 pada anak yang pertama kali mendapatkannya di usia 13.

Dampaknya lebih mencolok pada remaja perempuan, dengan kenaikan 20 poin dalam laporan pikiran untuk mengakhiri hidup. Pada laki-laki, angkanya naik 11 poin.

Lebih dari Sekadar Masalah Parenting

Ini bukan hanya soal pengawasan orangtua. Bahkan anak yang dilarang main medsos di rumah tetap bisa terpapar konten berbahaya dari teman-temannya di sekolah.

“Efek terbesar berasal dari akses media sosial dini. Sekitar 40% dari dampak negatif berasal dari sini, dan bahkan bisa mencapai 70% di negara-negara berbahasa Inggris,” kata Thiagarajan.

Perempuan juga lebih sering mengalami pelecehan seksual digital, sebagai konsekuensi paparan dini pada media sosial.

Empat Usulan Kebijakan dari Para Peneliti

  1. Pendidikan wajib tentang literasi digital dan kesehatan mental di usia sekolah dasar.

  2. Penegakan batas usia minimum untuk penggunaan media sosial.

  3. Larangan total akses media sosial untuk anak di bawah usia 13 tahun.

  4. Penggunaan ponsel dasar tanpa akses internet untuk anak-anak di bawah 13.

Risiko Jika Dibiarkan: Generasi Masa Depan yang Rentan

Penelitian ini memperingatkan bahwa hingga 20% anak muda bisa mengalami pikiran bunuh diri akibat paparan digital terlalu dini. Sekitar sepertiga bisa mengalami tekanan psikologis berat di masa dewasa.

“Menunda tindakan demi menunggu bukti kausal yang absolut hanya akan memperbesar risiko kehilangan satu generasi,” ujar Dr. Thiagarajan.

Penelitian ini merupakan bagian dari Global Mind Project dan telah dipublikasikan dalam Journal of Human Development and Capabilities.

Kesimpulannya? Orangtua boleh bangga anaknya "melek digital", tapi jika diberikan terlalu dini, smartphone bisa lebih merusak daripada mendidik. Saatnya berhenti menganggap ponsel sebagai hadiah, dan mulai memikirkan dampaknya sebagai investasi jangka panjang dalam kesehatan jiwa anak. (*)

Sumber: Earth

KEYWORD :

Peringatan Ilmuwan dampak smartphone kesehatan mental anak Smarthphone




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :