Minggu, 27/07/2025 01:25 WIB

Mengapa Gajah Putih Sangat Dihormati di Thailand?

Di Thailand, gajah putih bukan sekadar hewan langka, melainkan makhluk simbolik yang dipandang suci dan agung. Dalam budaya, politik, hingga spiritualitas, keberadaannya punya tempat yang sangat istimewa.

Ilustrasi Mengapa Gajah Putih Sangat Dihormati di Thailand?(Foto: Pexels: Quang Nguyen Vinh)

Jakarta, Jurnas.com - Di Thailand, gajah putih bukan sekadar hewan langka, melainkan makhluk simbolik yang dipandang suci dan agung. Dalam budaya, politik, hingga spiritualitas, keberadaannya punya tempat yang sangat istimewa.

Dikutip dari berbagai sumber, meski disebut “putih”, gajah ini sebenarnya tidak albino, melainkan berkulit pucat keabu-abuan atau kemerahan terang. Warna itu dianggap melambangkan kemurnian, kejernihan hati, dan kekuatan yang bersih dari noda duniawi.

Karena maknanya begitu tinggi, setiap gajah putih yang ditemukan secara tradisional akan diserahkan kepada Raja Thailand. Praktik ini bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga bagian dari warisan konstitusional yang mengikat simbol kerajaan dengan hewan tersebut.

Sejarah mencatat bahwa jumlah gajah putih yang dimiliki seorang raja mencerminkan kekuatan dan legitimasi kekuasaannya. Raja Chulalongkorn, atau Rama V, dikenal memiliki beberapa gajah putih dan merawatnya seolah anggota keluarga kerajaan.

Dari sini terlihat bahwa posisi gajah putih tak hanya sebagai hewan, tetapi sebagai lambang hidup dari kebesaran raja. Masyarakat pun meyakini, semakin banyak gajah putih yang dimiliki, semakin besar pula restu langit terhadap kepemimpinan sang raja.

Makna ini juga bersumber dari ajaran Buddhis, di mana ibu Siddharta Gautama bermimpi didatangi gajah putih sebelum melahirkan. Dalam tafsir kepercayaan, itu dianggap pertanda kelahiran sosok suci dan agung.

Selain dari ajaran Buddha, kosmologi Hindu juga memperkuat simbolisme ini lewat sosok Airavata, gajah putih bersayap milik Dewa Indra. Maka tak mengherankan bila kehadiran gajah putih di Thailand punya akar spiritual yang melintasi zaman dan agama.

Kesakralan gajah putih bahkan pernah dijadikan identitas nasional saat masih bernama Siam, di mana hewan ini menjadi simbol utama pada bendera negara. Namun saat sistem modern mulai merombak wajah nasionalisme, lambang tersebut diganti demi penyesuaian zaman.

Meski begitu, jejaknya tetap hidup di banyak aspek, mulai dari lambang militer hingga ornamen kuil-kuil tua. Gajah putih tetap menjadi identitas kebudayaan yang tidak tergantikan.

Saat ini, keberadaan gajah putih semakin langka dan hanya bisa ditemukan dalam kondisi tertentu yang sangat spesifik. Pemerintah dan kerajaan pun menerapkan kriteria ketat sebelum mengakui seekor gajah sebagai “putih” secara resmi.

Namun kelangkaan itu justru menambah aura sakralnya. Bukan hanya soal warna kulit, tapi bagaimana seekor gajah bisa menyatukan sejarah, kekuasaan, dan spiritualitas dalam satu sosok yang hidup.

Dengan begitu, gajah putih tak hanya dihormati karena kelangkaannya, tetapi karena ia mencerminkan warisan nilai yang terus dijaga dalam denyut kehidupan rakyat Thailand. (*)

KEYWORD :

Gajah Putih Thailand Budaya gajah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :