
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dalam konferensi pers di Kantor Kemensos, Jakarta, Sabtu (Foto: Kemensos)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memastikan tidak ada paksan dalam Sekolah Rakyat. Mensos yang akrab disapa Gus Ipul ini menegaskan bahwa proses penerimaan siswa Sekolah Rakyat dilakukan secara terbuka dan melibatkan persetujuan orang tua.
Pernyaaan tersebut Gus Ipul sampaikan guna merespons dinamika yang terjadi di Sekolah Rakyat, khususnya terkait kabar beberapa siswa dari Sekolah Rakyat di Temanggung yang memilih kembali ke rumah.
“Kalau anaknya tidak kerasan dan orang tuanya sepakat untuk tidak melanjutkan, tentu kami tidak bisa memaksa,” ujar dia.
Menurut Gus Ipul, dari lima siswa yang sempat meninggalkan asrama di Sekolah Rakyat Temanggung, dua di antaranya telah kembali, sementara tiga lainnya masih beradaptasi dan tetap dalam komunikasi dengan pihak sekolah dan orang tua.
“Di belakang mereka (siswa yang pulang) masih banyak yang mengantri calon siswa lain untuk masuk. Maka itu, kami akan prioritaskan mereka yang siap menggantikan,” kata Gus Ipul.
Mensos Evaluasi MPLS Sekolah Rakyat di 63 Titik
Di sekolah rakyat, kata dia, semua fasilitas diberikan kepada para siswa. Selain mendapatkan tempat tidur sendiri, mereka juga mendapatkan almari sendiri untuk penyimpanan barang.
Semua fasilitas juga dicukupi, tidak hanya makan sehari tiga kali dan dua kali snack, para siswa juga diberikan peralatan mandi mulai sabun mandi, sampoo, pasta gigi, sikat gigi bahkan deterjen untuk cuci pakaian.
Sementara itu, Gus Ipul juga mengakui bahwa program Sekolah Rakyat masih menghadapi sejumlah tantangan teknis. Namun ia memastikan semua itu akan terus disempurnakan seiring waktu, didukung semangat tinggi dari para guru dan kepala sekolah.
Menteri Sosial Gus Ipul Siswa Kabur Sekolah Rakyat