Kamis, 24/07/2025 06:28 WIB

Viva Yoga Beri Materi LK II: Beruntung Kalian Tumbuh di HMI

Dalam kesempatan itu Viva Yoga mengingatkan berbagai jenjang pelatihan tidak akan memberi dampak atau efek pada kader bila selepas mengikuti acara tidak melakukan apa-apa, tidak beraktivitas dan berorganisasi.

Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi (tengah) dapat sertifikat usai memberi materi LK II Tingkat Nasional HMI Cabang Jakarta Raya (Foto: Ist/Kementrans)

Jakarta, Jurnas.com - Berbahagialah pengurus komisariat bisa mengikuti Latihan Kader (LK) II. Di tahun 1990-an untuk bisa mengikuti latihan kader jenjang ini harus pengurus cabang. Banyaknya pengurus komisariat mengikuti LK II menunjukan proses perkaderan di HMI semakin massif.

Ungkapan demikian disampaikan Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi saat memberi materi LK II Tingkat Nasional HMI Cabang Jakarta Raya, di Depok, Senin (21/7/2025).

LK II yang digelar di BBPPMPV, Depok, Jawa Barat, itu diikuti 70 peserta yang datang dari berbagai cabang seperti Medan, Ambon, Bandar Lampung, Garut, Makassar, Surabaya, dan lainnya.

“Beruntung kalian tumbuh di HMI,” ujar Viva Yoga. Lebih lanjut mantan Ketua HMI Cabang Denpasar itu mengatakan dari seluruh generasi muda di Indonesia yang bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi tak lebih dari 10 persen. Dari mahasiswa sebanyak itu, yang selanjutnya menjadi aktivis kampus, baik intra maupun ektra kampus semakin sedikit, kurang dari 1 persen. 

Sebagai aktivis HMI, kader mempunyai tugas untuk melakukan misi profetik yakni melakukan transformasi sosial. “Untuk bisa melakukan transformasi sosial maka aktivis harus pintar dan cerdas,” ujar mantan Presidium KAHMI 3 periode itu.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk bisa cerdas maka aktivis HMI harus rajin belajar dan membaca. “Berapa jam kalian membaca dalam sehari dan berapa jam dalam sehari bermain medsos,” ucapnya. Viva Yoga menegaskan agar waktu bermain medsos tidak mengalahkan waktu belajar.

Dalam kesempatan itu Viva Yoga mengingatkan berbagai jenjang pelatihan tidak akan memberi dampak atau efek pada kader bila selepas mengikuti acara tidak melakukan apa-apa, tidak beraktivitas dan berorganisasi. Internalisasi pelatihan harus dilakukan secara terus menerus sebab sejatinya nafas HMI adalah perkaderan itu sendiri.

Menurutnya, kader HMI harus mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat. Bekalnya harus menguasai ilmu fakultatif yang spesialistik. Bila mahasiswa kuliah di fakultas ekonomi, maka ia harus paham dengan ilmu yang ditekuni. Demikian pula bila kuliah di fakultas hukum, kedokteran, teknik, dan fakultas lainnya. Hal demikian menurutnya sangat penting sebab bila tidak menguasai ilimu fakultatif maka tidak bisa masuk dalam dunia industri.

“Saat ini dunia industri membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan spesialis,” ujar alumnis Pascasarjana MPKP FE UI itu

Menguasai ilmu fakultatif merupakan bagian dari seseorang untuk bisa diterima dalam dunia kerja. Kerja dikatakan tidak sekadar untuk mencari uang, namun juga untuk menegakkan eksistensi. “Bila kita tidak bisa apa-apa maka akan menjadi pengangguran”, tuturnya.

Viva Yoga mendorong kader HMI tidak hanya menguasai ilmu fakultatif namun juga mempelajari ilmu-ilmu yang bersifat holistik komprehensif. Bila ia kuliah di fakultas ekonomi, misalnya, maka juga harus belajar ilmu humaniora, filsafat, agama, budaya, sosial, dan ilmu lainnya.

“Belajar ilmu di luar ilmu fakultatif yang ditekuni membuat kader HMI menjadi sosok yang komprehensif,” ujarnya.

Bila kader mampu menguasai ilmu secara komprehensif, maka di tengah masyarakat ia mampu mengemban HMI sebagai organisasi yang berciri Islam, Indonesia, intelektual, pergerakan, terpelajar, dan aktivis. “Dan terbukti kader HMI mampu menjawab tantangan jaman,” kata Viva Yoga.

KEYWORD :

Wamentrans Viva Yoga Mauladi LK II HMI Jakarta Raya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :