
Logo Hari Anak Nasional 2025 (Foto: Kemen PPPA/RRI)
Jakara, Jurnas.com - Hari Anak Nasional (HAN) kembali diperingati hari ini, 23 Juli 2025. Tahun ini menjadi momen spesial karena menandai 41 tahun perjalanan komitmen nasional dalam menjamin perlindungan dan pemenuhan hak anak, sejak HAN pertama kali ditetapkan pada 23 Juli 1984 melalui Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1984.
Dengan mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, HAN ke-41 menjadi pengingat bahwa masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Tagline “Anak Indonesia Bersaudara” juga ditekankan untuk menumbuhkan semangat persatuan dan toleransi sejak dini di tengah keberagaman.
Namun peringatan HAN tahun ini bukan hanya soal seremoni. Pemerintah, melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), mengajak semua pihak—keluarga, sekolah, masyarakat, dan dunia usaha—untuk bersama-sama menciptakan ruang yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak.
Kilas Balik Sejarah Hari Anak Nasional
Dikutip dariberbagai sumber, penetapan tanggal 23 Juli sebagai HAN bukan tanpa alasan. Tanggal ini dipilih untuk memperingati disahkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Pengesahan UU tersebut menjadi tonggak hukum pertama yang menegaskan bahwa anak memiliki hak atas hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi, dan mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Selanjutnya, melalui Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1984, Presiden Soeharto secara resmi menetapkan 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional. Ini sekaligus menggantikan peringatan sebelumnya yang sempat berubah-ubah sejak masa Presiden Soekarno.
Namun jejak sejarah HAN bahkan bisa ditarik lebih jauh ke tahun 1951, saat Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menggagas peringatan Hari Kanak-Kanak Nasional. Sejak itu, bentuk peringatannya mengalami berbagai evolusi sebelum akhirnya menetap pada 23 Juli.
Makna di Balik Peringatan HAN
Makna HAN terletak pada kesadaran bahwa anak adalah bagian tak terpisahkan dari masa depan bangsa. Memberikan perlindungan dan kesempatan tumbuh yang layak bagi anak hari ini, berarti membangun pondasi Indonesia yang lebih kuat, adil, dan beradab di masa depan.
Namun di balik semangat perayaan HAN, masih banyak tantangan besar yang dihadapi anak-anak Indonesia. Kekerasan, pelecehan, pernikahan usia dini, hingga penyalahgunaan teknologi seperti judi online menjadi persoalan serius yang belum terselesaikan.
Fenomena anak berhadapan dengan hukum dan minimnya akses terhadap pendidikan di sejumlah wilayah juga memperparah situasi. Dalam konteks ini, HAN 2025 hadir sebagai pengingat sekaligus dorongan agar perlindungan anak tidak hanya berhenti di level wacana.
Kondisi ini menunjukkan bahwa peringatan HAN juga tidak boleh hanya berhenti sebagai simbol seremonial. Momentum ini harus menjadi titik refleksi sejauh mana negara, keluarga, sekolah, dan masyarakat telah memberi ruang aman dan mendukung bagi anak-anak untuk tumbuh secara optimal.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) terus mendorong kebijakan dan program yang berpihak pada anak, mulai dari pembentukan Kota Layak Anak hingga layanan bagi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK). Tetapi semua upaya tersebut membutuhkan dukungan konkret dari seluruh lapisan masyarakat.
HAN ke-41
Dikutip dari laman Kemen PPPA, tahun ini, HAN diarahkan lebih dekat ke masyarakat melalui berbagai kegiatan edukatif dan partisipatif. Anak-anak di berbagai daerah, termasuk mereka yang rentan, dilibatkan dalam kegiatan yang memperkuat suara, aspirasi, dan potensi mereka.
Di tengah semangat ini, keluarga tetap menjadi fondasi utama. Lingkungan keluarga yang penuh kasih, mendukung, dan bebas kekerasan menjadi tempat pertama dan terpenting bagi anak-anak untuk belajar dan berkembang.
HAN juga mengajak kita untuk kembali menyadari bahwa keberagaman adalah kekuatan. Anak-anak harus dibiasakan hidup dalam semangat persaudaraan, menghargai perbedaan, dan membangun solidaritas sejak dini.
Menjaga anak-anak hari ini adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa. Indonesia Emas 2045 tidak akan terwujud jika generasi yang disiapkan tidak sehat secara fisik, mental, maupun moral.
Oleh karena itu, peringatan Hari Anak Nasional seharusnya menggerakkan aksi nyata. Bukan hanya slogan, tetapi komitmen kolektif untuk menjadikan setiap anak sebagai subjek yang dihargai, didengar, dan dilindungi.
Selamat Hari Anak Nasional 2025. Mari kita jaga, bimbing, dan kuatkan anak-anak Indonesia agar kelak mereka tumbuh sebagai pemimpin yang membawa bangsa ini melangkah lebih maju. (*)
KEYWORD :Hari Anak Nasional 23 Juli Peringatan Hari Anak HAN 2025