
Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Daulay
Jakarta, Jurnas.com - Penurunan tarif dagang Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia sebesar 19 persen harus dimanfaatkan sebagai momentum strategis untuk memperluas pangsa ekspor dan meningkatkan daya saing industri tekstil nasional.
Hal itu sebagaimana diutarakan Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Selasa (22/7).
“Kalau dikatakan produk Amerika datang ke Indonesia, saya kira tidak apa-apa, datang saja. Tapi percaya dengan saya, barang (imporitu pasti akan mahal harganya, karena labor cost di Amerika itu jauh lebih tinggi dari kita,” jelasnya.
Politikus PAN ini menjelaskan, yang perlu menjadi perhatian serius justru adalah produk-produk tekstil dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia dalam jumlah besar dan dengan harga yang sangat kompetitif. Sehingga Indonesia tidak boleh menjadi pasar, tetapi harus menjadi pemain di pasar global.
“Free trade era tidak bisa kita hindari. Karena itu kita juga harus meningkatkan produksi, kualitas bagus, dan kita ekspor ke sana. Jangan mereka saja yang jual ke sini, kita juga harus bisa jual ke sana,” tegasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap pemerintah segera merumuskan kebijakan yang dapat mendorong industri tekstil nasional bersaing secara global. Terlebih Indonesia memiliki peluang dengan adanya kebijakan visa multi-entry Uni Eropa bagi warga Indonesia.
“Ini bukan cuma soal tarif, tapi juga bagaimana pemerintah hadir dengan kebijakan yang mendukung agar produk kita benar-benar bisa menembus pasar internasional,” demikian Saleh Daulay.
KEYWORD :
Warta DPR Ketua Komisi VII Saleh Daulay PAN tarif dagang AS ekspor tekstil