
Ilustrasi bayi (Foto: Pexels/Rene Terp)
Jakarta, Jurnas.com - Dunia kedokteran kembali mencatat sejarah. Delapan bayi di Inggris lahir sehat melalui teknik reproduksi inovatif bernama mitochondrial donation, sebuah metode yang melibatkan DNA dari tiga orang: ibu, ayah, dan seorang pendonor wanita.
Tujuannya? Mencegah penularan penyakit genetik langka dan berbahaya yang disebabkan oleh mitokondria rusak, bagian kecil dari sel yang hanya diturunkan dari ibu. Penyakit ini bisa menyebabkan kejang, kelemahan otot, gagal organ, bahkan kematian.
Teknologi “Tiga Orang Tua”, Bagaimana Cara Kerjanya?
Metode yang digunakan disebut pronuclear transfer. Dalam proses ini, sel telur dari ibu dan pendonor dibuahi oleh sperma sang ayah. Lalu, inti sel dari ibu dipindahkan ke sel telur pendonor yang mengandung mitokondria sehat. Hasilnya adalah embrio dengan DNA inti dari orang tua kandung, dan mitokondria sehat dari pendonor (kurang dari 1% total DNA).
Teknologi ini tidak mengubah ciri fisik atau sifat anak. Donor tidak berperan dalam pewarisan karakter genetik lainnya.
Siapa yang Membutuhkan Teknologi Ini?
Pendekatan ini bukan untuk semua pasangan. Tapi bagi mereka yang membawa risiko tinggi penyakit mitokondria—seperti Liz Curtis, yang kehilangan bayinya akibat kondisi ini—teknologi ini bisa menjadi satu-satunya harapan untuk memiliki anak sehat.
Dari 22 pasien yang diuji oleh Newcastle University dan Monash University, delapan bayi lahir sehat, satu masih dalam kandungan, dan satu menunjukkan kadar mitokondria abnormal namun tetap bebas penyakit.
Dampak Global dan Tantangan Etis
Inggris menjadi negara pertama yang melegalkan teknik ini pada 2016, diikuti oleh Australia. Sementara itu, Amerika Serikat masih melarang praktik ini karena regulasi ketat terkait rekayasa genetik pada embrio.
“Inilah lompatan besar dalam sains reproduksi,” kata Dr. Andy Greenfield dari Oxford.
Namun, para ahli menekankan bahwa teknik ini harus digunakan secara terbatas, hanya ketika metode lain seperti uji genetika embrio tidak cukup.
Robin Lovell-Badge dari Francis Crick Institute menambahkan bahwa jumlah DNA donor sangat kecil. “Lebih banyak DNA asing yang masuk saat transplantasi sumsum tulang ketimbang dari teknik ini,” katanya.
Masa Depan Anak-anak “Tiga Orang Tua”
Delapan anak ini tumbuh sehat sejauh ini, dengan pemantauan jangka panjang terus dilakukan. Beberapa mengalami masalah kesehatan ringan yang berhasil diatasi. Para peneliti akan terus mengamati kemungkinan dampak jangka panjang.
Teknik ini bukan hanya soal pencapaian ilmiah—ia juga membawa harapan baru bagi keluarga yang selama ini merasa tak punya pilihan. Studi lengkap telah diterbitkan di New England Journal of Medicine. (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Bayi DNA tiga orang inovasi bayi tabung pencegahan penyakit genetik