Senin, 21/07/2025 16:01 WIB

Studi Temukan 2 Vaksin yang Bisa Turunkan Risiko Demensia

Temuan ini menjadi menarik karena manfaat perlindungan terhadap demensia muncul dalam waktu kurang dari 18 bulan setelah vaksinasi—terlalu cepat jika diasumsikan hanya karena perlindungan terhadap infeksi virus.

Ilustrasi dimensia ( Foto : Harvardhealth )

Jakarta, Jurnas.com - Vaksin yang selama ini dikenal melindungi lansia dari infeksi ternyata bisa memberi manfaat yang jauh lebih besar. Sebuah studi berskala besar dari Universitas Oxford mengungkap bahwa dua jenis vaksin—Shingrix (herpes zoster) dan Arexvy (RSV)—terkait dengan penurunan signifikan risiko demensia.

Penelitian retrospektif ini melibatkan lebih dari 130.000 orang dewasa di Amerika Serikat, dan hasilnya mengejutkan: Vaksin Shingrix menurunkan risiko demensia hingga 18%, sementara Arexvy hingga 29%, dibandingkan dengan vaksin flu tahunan. Mereka yang menerima kedua vaksin mengalami penurunan risiko hingga 37%, meski manfaat ganda ini tidak signifikan secara statistik dibanding satu vaksin saja.

Fokus pada Adjuvan AS01, Bukan Hanya Perlindungan dari Virus

Temuan ini menjadi menarik karena manfaat perlindungan terhadap demensia muncul dalam waktu kurang dari 18 bulan setelah vaksinasi—terlalu cepat jika diasumsikan hanya karena perlindungan terhadap infeksi virus.

Peneliti utama, Dr. Maxime Taquet, menyebut bahwa rahasianya mungkin terletak pada komponen khusus dalam vaksin bernama adjuvan AS01. Adjuvan ini bertugas meningkatkan respons imun tubuh, dan tidak terdapat dalam vaksin flu biasa.

Karena penurunan risiko demensia terlihat dalam waktu singkat setelah vaksinasi, para peneliti menduga bahwa manfaat ini bukan berasal dari perlindungan langsung terhadap virus, melainkan dari stimulasi sistem imun itu sendiri, yang dipicu oleh adjuvan AS01.

“Temuan ini menunjukkan bahwa AS01 mungkin berperan langsung dalam menurunkan risiko demensia,” ujar tim peneliti yang dipimpin oleh psikiater Maxime Taquet dari Universitas Oxford.

Mendukung teori baru tentang demensia dan sistem imun otak

Studi ini juga memperkuat hipotesis baru yang sedang berkembang: bahwa demensia mungkin lebih merupakan gangguan pada sistem kekebalan otak daripada semata-mata penyakit neurodegeneratif.

Beberapa penelitian sebelumnya telah mengaitkan infeksi seperti herpes, pneumonia, mononukleosis, bahkan COVID-19, dengan peningkatan risiko penurunan kognitif. Sebaliknya, vaksin terhadap infeksi tersebut menunjukkan manfaat dalam mengurangi risiko demensia.

Pada 2024, studi dari Inggris menemukan bahwa Shingrix dapat menunda timbulnya demensia hingga 17%, dibandingkan dengan vaksin shingles generasi lama (Zostavax), yang tidak mengandung adjuvan AS01.

Rekomendasi vaksinasi dan potensi manfaat ganda

Di Amerika Serikat, Shingrix direkomendasikan untuk orang dewasa usia 50 tahun ke atas sebagai perlindungan terhadap virus varicella-zoster, penyebab cacar air dan herpes zoster. Sementara itu, vaksin RSV seperti Arexvy direkomendasikan untuk orang usia 75 tahun ke atas.

Selain melindungi dari infeksi berbahaya, temuan ini menunjukkan bahwa vaksinasi juga bisa berperan dalam menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko demensia.

“Kemungkinan besar, vaksin shingles dan RSV yang mengandung AS01 memberikan perlindungan terhadap demensia, tetapi mekanisme pastinya masih perlu diteliti lebih lanjut,” tulis para peneliti.

Vaksin telah menyelamatkan lebih dari 154 juta nyawa dalam lima dekade terakhir. Jika hasil studi ini terkonfirmasi lebih lanjut, dampak positif vaksinasi mungkin jauh lebih besar dari yang kita duga selama ini.

Studi ini diterbitkan dalam jurnal npj Vaccines. (*)

Sumber: ScinceAlert

KEYWORD :

Vaksin penurun risiko demensia vaksin Shingrix dan Arexvy cara mencegah demensia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :