Senin, 21/07/2025 00:33 WIB

FIK UI Edukasi Komunitas Sepak Bola Tangani Gawat Darurat

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) memberikan edukasi dan pelatihan bantuan hidup dasar, ketika menghadapi situasi cedera maupun gawat darurat dalam permainan sepak bola.

FIK Universitas Indonesia memberikan edukasi penanganan situasi darurat kepada komunitas sepak bola (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) memberikan edukasi dan pelatihan bantuan hidup dasar, ketika menghadapi situasi cedera maupun gawat darurat dalam permainan sepak bola.

Sebagai salah satu bentuk tridharma perguruan tinggi, kegiatan ini menyasar komunitas hobi olahraga, termasuk sepak bola, yang rentan mengalami cedera maupun kondisi gawat darurat saat bermain, seperti henti jantung dan trauma akibat benturan.

"Tujuan kegiatan ini adalah berbagi pengetahuan praktis kepada masyarakat, khususnya mengenai penanganan awal terhadap kondisi akut yang kerap terjadi dalam aktivitas olahraga," kata Kepala Klaster Acute and Critical Care FIK UI, Masfuri.

Dia menjelaskan bahwa waktu respons yang cepat sangat menentukan dalam situasi kegawatdaruratan. Dalam kasus henti jantung, misalnya, hanya ada waktu lima sampai 10 menit pertama yang menentukan apakah seseorang bisa diselamatkan atau tidak.

"Pada 5-10 menit itu poin kritis yang bisa mati atau hidup. Sehingga kita memberi keterampilan itu," ujar Masfuri.

Menurut Masfuri, komunitas sepak bola yang beranggotakan pekerja kantoran termasuk kelompok dengan tingkat kerentanan tinggi. Pasalnya, frekuensi olahraga yang tidak rutin serta tingginya intensitas permainan membuat risiko cedera meningkat.

"Mereka bukan atlet profesional, namun aktivitas fisik yang dilakukan memiliki potensi bahaya yang sama. Karena itu, pelatihan ini kami sesuaikan dengan kebutuhan lapangan," kata dia.

Pelatihan juga mencakup edukasi mengenai penanganan trauma dan pertolongan pertama pada kecelakaan, mulai dari cara membalut cedera, mengangkat korban, hingga menstabilkan kondisi sebelum bantuan medis datang.

Dosen FIK UI sekaligus Clinical Care Manager Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit UI, Muhammad Adam, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi rutin tridharma perguruan tinggi yang dilaksanakan minimal dua kali dalam setahun.

"Materi disesuaikan dengan potensi risiko di lapangan. Dalam konteks komunitas sepak bola, kami fokus pada bantuan hidup dasar yang dapat dilakukan oleh masyarakat umum," kata Adam.

Dalam sesi pelatihan, Adam yang bertindak sebagai trainer menekankan pentingnya mengenali gejala henti jantung sejak dini. Menurut dia, jika korban tidak merespons saat dipanggil dan tidak terlihat ada gerakan pada dada atau perut, maka dua kriteria henti jantung telah terpenuhi.

"Langkah berikutnya adalah meminta bantuan sambil segera melakukan pijat jantung luar," ujar Adam.

Adam juga mengingatkan pentingnya penanganan posisi tubuh korban yang tidak sadarkan diri setelah dilakukan pijat jantung. Apabila telah kembali bernapas, namun belum menunjukkan kesadaran, korban tidak boleh dibiarkan terlentang.

"Posisi terbaik ialah miring dengan mulut menghadap ke bawah agar tidak terjadi sumbatan jalan napas akibat lidah tertelan atau cairan liur memenuhi rongga mulut," dia menambahkan.

Pelatihan pertolongan pertama ini diikuti oleh Anak Bank Campur-Campur (ABCC), sebuah komunitas sepak bola yang beranggotakan lebih dari 300 orang dari sekitar 40 institusi perbankan. Pendiri ABCC, Willy Ardo, menyatakan bahwa pelatihan ini memberikan bekal penting bagi para anggota komunitasnya.

"Selama ini kami rutin bermain setiap akhir pekan, namun kami menyadari bahwa potensi cedera selalu ada. Dengan adanya pelatihan ini, kami menjadi lebih siap jika terjadi kondisi darurat di lapangan," ujar Willy.

Dia menceritakan sebelumnya pernah terjadi insiden cedera tulang rusuk yang sempat membuat anggota komunitas kebingungan dalam memberikan pertolongan.

"Kami kini memahami prosedur dasar seperti kompresi dada untuk henti jantung, penanganan patah tulang, hingga tindakan ketika seseorang mengalami sesak napas," kata dia.

Willy berharap kegiatan serupa dapat dilakukan oleh perguruan tinggi lain agar semakin banyak komunitas yang memperoleh edukasi pertolongan pertama.

KEYWORD :

Fakultas Ilmu Keperawatan UI Universitas Indonesia Penanganan Gawat Darurat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :