
Ilustrasi pemanis bebas gula (Foto: Harian Disway)
Jakarta, Jurnas.com - Erythritol, pemanis rendah kalori yang banyak ditemukan dalam minuman bebas gula, protein bar, hingga pasta gigi, selama ini dianggap sebagai pilihan sehat. Tanpa lonjakan gula darah, hampir nol kalori, dan ramah bagi diet keto — terdengar ideal. Tapi sebuah studi baru dari University of Colorado Boulder menemukan sisi lain yang mencemaskan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa erythritol dapat langsung memengaruhi sel-sel pembuluh darah di otak, meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung — bahkan setelah paparan dalam dosis kecil.
“Penelitian kami menambah bukti bahwa pemanis non-nutritif yang selama ini dianggap aman ternyata tidak sepenuhnya bebas risiko,” kata Prof. Christopher DeSouza, peneliti utama studi.
Apa Itu Erythritol?
Erythritol adalah jenis gula alkohol yang secara alami ditemukan dalam beberapa buah, tapi umumnya diproduksi secara massal dari pati jagung atau gandum. Rasanya manis seperti gula, tapi tidak mengandung kalori dan tidak memicu lonjakan gula darah. Ini membuatnya populer di kalangan penderita diabetes dan pelaku diet rendah karbohidrat.
Dibandingkan pemanis lain, erythritol juga lebih mudah diserap tubuh dan jarang menyebabkan gangguan pencernaan. Namun, studi terbaru mengungkap bahwa manfaat ini mungkin datang dengan konsekuensi tersembunyi.
Efek Langsung pada Sel Pembuluh Darah Otak
Dalam studi ini, peneliti mengekspos sel-sel endotel — lapisan yang melapisi pembuluh darah di otak — pada erythritol selama tiga jam. Jumlah erythritol yang digunakan setara dengan satu minuman bebas gula. Hasilnya:
-
Sel mengalami stres oksidatif, dengan lonjakan molekul perusak bernama ROS (reactive oxygen species) .
-
Pertahanan antioksidan meningkat, tapi tak cukup untuk menangkal kerusakan.
-
Produksi nitric oxide , zat yang membantu pembuluh darah tetap rileks, turun sekitar 20%.
-
Enzim pembentuk nitric oxide tetap ada, tapi tidak bekerja optimal karena perubahan di dua titik aktivasi.
-
Sel memproduksi lebih banyak endothelin-1 (ET-1) , protein yang memicu penyempitan pembuluh darah — naik 30% dibanding sel normal.
Gabungan dari semua ini membuat pembuluh darah lebih kaku dan rentan terhadap sumbatan — kondisi yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Dampak pada Proses Penghancuran Gumpalan Darah
Peneliti juga mengamati bagaimana erythritol memengaruhi kemampuan sel dalam merespons pembekuan darah. Dengan menambahkan thrombin , yang mensimulasikan sinyal pembekuan, sel normal meningkatkan pelepasan t-PA (tissue-type plasminogen activator) sebesar 25%.
Tapi sel yang terpapar erythritol sama sekali tidak merespons. Artinya, jika gumpalan darah terbentuk, tubuh tidak bereaksi sebagaimana mestinya. Ini adalah resep berbahaya untuk stroke.
Temuan Ini Didukung Studi pada Ribuan Orang
Penelitian sebelumnya terhadap lebih dari 4.000 orang di AS dan Eropa menunjukkan bahwa kadar erythritol yang tinggi dalam darah berkorelasi dengan meningkatnya kejadian stroke dan serangan jantung dalam waktu tiga tahun — terlepas dari jenis kelamin atau kondisi kesehatan lainnya.
Penelitian dari Colorado ini tidak hanya melihat perubahan di tingkat sel, tapi juga menjelaskan bagaimana erythritol berkontribusi terhadap risiko tersebut.
Konsumsi Harian Bisa Jadi Masalah
Meski penelitian ini tidak mengamati dampak jangka panjang, hasilnya menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, erythritol dapat menembus sawar darah otak dan kemungkinan menumpuk seiring waktu.
“Berdasarkan temuan epidemiologis dan hasil studi kami, sebaiknya masyarakat mulai lebih sadar dan membatasi konsumsi pemanis non-nutritif seperti erythritol,” ujar DeSouza.
Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Applied Physiology dan menambah daftar peringatan bagi konsumen terkait pemanis bebas gula yang selama ini diasumsikan aman. (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Pemanis bebas gula.Erythritol Pemanis rendah kalori risiko stroke serangan jantung