
Lionel Messi bersama Lamine Yamal dari Spanyol saat masih bayi (Foto: AP Photo/Joan Monfort)
Jakarta, Jurnas.com - Sebuah studi terbaru menemukan bahwa bayi manusia sudah bisa mengenali tindakan baik hanya dalam hitungan hari setelah lahir. Bahkan sebelum mereka bisa tersenyum, bayi berusia lima hari menunjukkan preferensi terhadap perilaku sosial yang bersifat membantu dibanding yang merugikan.
“Bayi-bayi ini hampir tidak memiliki pengalaman sosial, tetapi mereka sudah bisa membedakan interaksi yang ramah dan tidak ramah, membantu dan menghalangi,” ujar Dr. Kiley Hamlin dari University of British Columbia, salah satu pemimpin studi. “Ini bisa memberi petunjuk penting tentang sifat dasar manusia.”
Penelitian ini dilakukan bersama Dr. Alessandra Geraci dari University of Catania, dengan dukungan dari Luca Surian dan Lucia Gabriella Tina.
Bayi Menonton Bola Animasi dan Memilih Kebaikan
Dalam eksperimen, para peneliti menunjukkan video animasi sederhana kepada para bayi. Salah satu video memperlihatkan sebuah bola (Agen A) berusaha naik bukit. Dalam satu versi, bola kedua (Agen B) membantu mendorongnya ke atas. Dalam versi lain, bola kedua justru mendorongnya jatuh ke bawah.
Hasilnya, bayi lebih lama menatap adegan di mana Agen B membantu. Artinya, mereka menunjukkan ketertarikan lebih pada perilaku yang bersifat prososial.
Dalam video lain, para bayi melihat satu bola mendekati bola lain (interaksi positif) atau menjauhi bola lain (interaksi netral). Bayi juga lebih lama menatap gerakan mendekat—menandakan ketertarikan pada interaksi yang terkesan bersahabat.
Video ini dibuat dengan bola abu-abu tanpa wajah, menggunakan gerakan yang berulang dan kontras tinggi—disesuaikan dengan kemampuan visual bayi baru lahir. Dalam versi kontrol yang tak memiliki makna sosial, bayi tidak menunjukkan preferensi tertentu.
Bayi Merespons Niat Sosial, Bukan Sekadar Gerakan
Kekuatan utama dari temuan ini adalah usia para subjek—hanya lima hari. Dengan pengalaman hidup yang sangat minim, mereka sudah bisa membedakan mana tindakan yang membantu dan mana yang tidak.
Dalam Eksperimen 1 menunjukkan bahwa bayi lebih suka melihat agen yang “mendekati” agen lain, tapi hanya jika kedua agen tampak hidup atau “bersosial.” Jika salah satu agen tampak pasif, bayi tidak menunjukkan preferensi.
Kemudian, eksperimen 2 dan 3 menunjukkan bahwa bayi lebih lama menatap adegan ketika satu agen membantu agen lain naik bukit. Di versi tanpa makna sosial, preferensi ini tidak muncul.
Sebanyak 78% bayi menunjukkan respons lebih kuat pada aksi membantu dalam kondisi sosial yang bermakna.
Tanda Awal Preferensi Sosial Sudah Muncul di Hari-Hari Pertama
Penelitian ini menambah bukti bahwa bayi baru lahir tidak sepenuhnya pasif. Sebelumnya, mereka diketahui tertarik pada wajah, tatapan mata, dan suara tangisan. Kini, terungkap bahwa mereka juga bisa merespons hubungan sosial antarindividu—bahkan tanpa kehadiran wajah atau kata-kata.
Namun, peneliti menekankan bahwa ini belum bisa diartikan sebagai “rasa moral.” Bayi mungkin belum memahami konsep baik dan buruk, tetapi mereka tampaknya memiliki kepekaan bawaan terhadap bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat mendekat dan membantu.
Otak Visual Sudah Siap Membaca Interaksi Sosial
Kemampuan ini mungkin berasal dari sistem visual otak yang secara alami peka terhadap gerakan sosial. Wilayah seperti extrastriate body area (EBA) dan posterior superior temporal sulcus (pSTS) dikenal memproses aksi sosial seperti membantu atau mengejar. Dengan kata lain, otak bayi sudah dipersiapkan untuk “membaca” niat dari gerakan saja.
Manusia Mungkin Terlahir dengan Naluri untuk Mengenali Kebaikan
“Temuan ini mendukung gagasan bahwa manusia memiliki mekanisme bawaan untuk mendeteksi dan mengevaluasi aspek sosial sejak awal kehidupan,” tulis para peneliti.
Apakah ini bentuk awal dari moralitas, masih harus diteliti lebih jauh. Namun yang pasti, bahkan di hari-hari pertama hidupnya, bayi sudah mulai memahami dunia sosial di sekitarnya—dan tampaknya, mereka berpihak pada yang baik. Penelitian ini diterbitkan di jurnal Nature Communications. (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Bayi mengenali kebaikan Perilaku sosial bayi penelitian moralitas bayi