Kamis, 17/07/2025 06:02 WIB

Bangun Kawasan Transmigrasi Malut, Kementrans Kucurkan Bantuan Rp35 Miliar

Bantuan yang diberikan kita harap dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan potensi unggulan daerah

Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi (keenam dari kiri) dalam Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara di Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu (Foto: Ist/Kementrans)

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah melaui Kementerian Transmigrasi (Kementrans) memberikan bantuan sebesar Rp35 miliar untuk tujuh daerah di Provinsi Maluku Utara. Tujuh daerah tersebut ialah Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, Halmahera Utara serta Kota Tidore Kepulauan.

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga mengatakan dana yang dikucurkan tersebut merupakan amanat Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan agar pembangunan lewat program transmigrasi dapat menjaga integrasi nasional, mengentaskan kemiskinan, dan berkontribusi mewujudkan kedaulatan pangan.

Bantuan yang diberikan kita harap dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan potensi unggulan daerah,” ujarnya susai Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara di Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu (15/7/2025).

Adapun jumlah rincian bantuan tersebut adalah, Pulau Morotai sebesar Rp8,647.020.000, Halmahera Timur Rp2,594.000.000, Halmahera Selatan Rp4.587.020.000, Halmahera Tengah Rp 11. 829.005.000, Halmahera Utara Rp 4.911.020.000, Kepulauan Sula Rp 1,297.020.000, dan Kota Tidore Kepulauan sebesar Rp 1.457.020.000. 

Viva Yoga menegaskan agar program transmigrasi diakselerasi pemerintah daerah guna mencipatkan kawasan perekonomian di daerah masing-masing.

“Kementerian Transmigrasi menetapkan kawasan yang ada tak berfokus pada sentra tanaman pangan namun juga komoditas lain yang juga dapat meningkatkan perekonomian,” ujarnya.

Komoditas lain itu seperti pala, cengkeh,  kakao, kelapa, dan rempah-rempah. “Ini merupakan produk ungulan yang sangat luar biasa dan bertaraf internasional,” ujar Viva Yoga.

Komoditas tersebut berpotensi diekspor dari Maluku Utara. Untuk menunjang potensi ekspor maka perlu dibentuk lembaga ekonomi dan bisnis yang mengelola semua proses, dari hulu ke hilir. Wilayah Oba, Weda, dan Wasile perlu didorong menjadi zona industri transmigrasi terintegrasi berbasis agro-maritim. 

Diingatkan bahwa Maluku Utara pada Abad XV dan XVI merupakan pusat perdagangan rempah-rempah dunia. Bangsa-bangsa Eropa datang dan berebut untuk menguasai Ternate dan Tidore agar dapat memonopoli rempah-rempah.

“Bukti dari massifnya kedatangan bangsa-bangsa di Eropa ke Maluku Utara adalah banyaknya peninggalan benteng-benteng pertahanan mereka,” kata Viva Yoga.

“Dulu merupakan jalur rempah dunia yang hari ini bersalin rupa menjadi koridor ekonomi biru, hijau, dan industri,” tambahnya. Koridor ini disebut sangat tepat karena dari segi geografi, budaya, ekonomi, dan sosial masyarakat sangat mendukung.

Sebagai provinsi yang berbatasan dengan Filipina dan Samudera Pasifik, Maluku Utara bukan wilayah biasa. Provinsi ini mampu menjadi simpul strategis kawasan Indonesia bagian timur. Untuk mencapai hal yang demikian maka perlu strategi untuk membuka wilayah terluar menjadi kawasan bernilai tambah serta menyeimbangkan pusat dan pinggiran. “Maluku Utara merupakan episentrum baru ekonomi di timur”, tegasnya,

KEYWORD :

Kementrans Viva Yoga Mauladi Bantuan Kawasan Transmigrasi Maluku Utara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :