Rabu, 16/07/2025 20:26 WIB

Hari Ular Sedunia 2025, Sejarah, Makna hingga Tujuan Peringatannya

Setiap 16 Juli, dunia memperingati World Snake Day atau Hari Ular Sedunia. Peringatan ini bertujuan mengubah persepsi negatif tentang ular sekaligus meningkatkan kesadaran global akan pentingnya pelestarian reptil tersebut.

Ilustrasi Hari Ular Sedunia (Foto: RRI)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap 16 Juli, dunia memperingati World Snake Day atau Hari Ular Sedunia. Peringatan ini bertujuan mengubah persepsi negatif tentang ular sekaligus meningkatkan kesadaran global akan pentingnya pelestarian reptil tersebut.

Selama ini, ular sering dianggap berbahaya dan ditakuti, padahal sebagian besar spesiesnya tidak berbisa dan tidak mengancam manusia. Justru sebaliknya, ular memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Namun keberadaan ular semakin terancam akibat kerusakan habitat, perubahan iklim, penyakit, hingga perdagangan ilegal. Bahkan banyak ular dibunuh hanya karena ketakutan atau stigma lama yang melekat pada hewan ini.

Menurut laman National Today dikutip RRI, berbagai mitos dan legenda turut memperkuat citra negatif terhadap ular. Mulai dari kisah ular penggoda Hawa dalam Kitab Kejadian hingga legenda ular putih dalam cerita rakyat Tiongkok, semua memperlihatkan ular sebagai makhluk jahat atau licik.

Akibatnya, ular bukan hanya menjadi korban ketakutan manusia, tetapi juga diabaikan dalam upaya konservasi. Sementara spesies lain lebih dulu mendapat perhatian, populasi ular perlahan menurun tanpa banyak yang menyadari.

Untuk itulah Hari Ular Sedunia hadir sebagai pengingat bahwa ular juga layak dilindungi. Peringatan ini menjadi momentum untuk mengedukasi masyarakat tentang keanekaragaman spesies ular dan pentingnya menjaga keberadaan mereka di alam liar.

Data dari World Animal Protection dan National Today mencatat, ada sekitar 3000 hingga 3.500 lebih spesies ular di dunia. Sekitar 600 di antaranya berbisa, namun hanya sekitar 200 yang benar-benar membahayakan manusia.

Artinya, ketakutan berlebihan terhadap ular tidak sebanding dengan ancaman nyata yang mereka berikan. Justru ular lebih banyak membantu manusia dengan memangsa hewan pengerat dan mengendalikan populasi hama.

Sayangnya, ular juga menjadi komoditas dalam perdagangan hewan eksotis yang sering tidak manusiawi. Banyak ular yang ditangkap liar, dikirim lintas negara, lalu mati dalam perjalanan atau tidak bertahan lama di tangan pemilik.

Studi menyebut lebih dari 75 persen ular peliharaan mati dalam kurun waktu satu tahun. Lingkungan buatan yang tidak sesuai membuat ular stres, sakit, dan sulit bertahan hidup.

Selain itu, muncul tren konten di media sosial yang memperlihatkan ular sebagai predator berbahaya. Banyak video dibuat dengan cara kejam, di mana ular dijadikan alat untuk menampilkan adegan palsu demi viralitas.

Karena itulah peringatan ini juga mengajak publik untuk lebih kritis terhadap konten yang mengeksploitasi hewan. Menghargai ular berarti tidak menjadikannya objek hiburan yang menyiksa.

Hari Ular Sedunia mulai dikenal luas sejak 2009, dan kini menjadi agenda tahunan komunitas global. Dari aktivis konservasi, ilmuwan, hingga pecinta reptil turut memperingatinya dengan berbagai kegiatan edukatif.

Tahun ini, peringatannya semakin istimewa karena bertepatan dengan Snake Week yang berlangsung pada 13–19 Juli 2025. Dikutip dari laman Advocates for Snake Preservation, perayaan selama sepekan ini diisi dengan webinar, ekspedisi alam, hingga kelas daring tentang keanekaragaman ular dunia.

Kampanye ini digagas oleh IUCN Snake Specialist Group, Australian Reptile Academy, dan berbagai organisasi lingkungan internasional. Tujuannya sama, yakni menumbuhkan rasa hormat dan empati terhadap ular.

Mereka menekankan bahwa konservasi ular bukan hanya tentang melindungi satu spesies, tetapi menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Ular adalah predator alami yang mengatur populasi mangsa dan ikut menjaga kesehatan lingkungan.

Selain itu, pemahaman tentang ular juga bagian dari upaya hidup berdampingan secara harmonis dengan satwa liar. Ketakutan bisa diubah menjadi penghargaan bila didasarkan pada pengetahuan yang benar.

Hari Ular Sedunia mengingatkan kita bahwa setiap makhluk punya perannya masing-masing dalam kehidupan. Termasuk ular, yang selama ini sering disalahpahami, namun sesungguhnya berkontribusi besar bagi bumi. (*)

KEYWORD :

Hari Ular Sedunia 16 Juli Peringatan hari ular Snake Week 2025




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :