
Ilustrasi - bendera nasional Iran (Foto: REUTERS)
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah Iran menyatakan siap memberikan respons yang sepadan bila negara-negara Eropa memutuskan untuk mengaktifkan kembali sanksi PBB lewat mekanisme snapback terkait perjanjian nuklir 2015.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, dalam konferensi persnya mengecam langkah yang diisyaratkan oleh Inggris, Prancis, dan Jerman. Menurutnya, ancaman tersebut merupakan tindakan bermuatan politik dan tidak sesuai dengan semangat kerja sama internasional.
“Jika mekanisme ini diaktifkan, kami akan memberikan tanggapan yang sesuai dan setara,” ujar Baqaei seperti dikutip kantor berita IRNA.
Mekanisme snapback memungkinkan kembalinya sanksi internasional terhadap Iran jika negara itu dianggap melanggar isi perjanjian nuklir.
Namun, menurut Baqaei, serangan yang dilakukan Amerika Serikat dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran bulan lalu telah menghancurkan dasar legitimasi dari mekanisme tersebut.
Ia menegaskan bahwa tidak ada alasan hukum atau moral bagi negara-negara Eropa untuk mengaktifkannya, terutama karena pelanggaran awal berasal dari Amerika Serikat yang secara sepihak keluar dari perjanjian pada 2018 saat pemerintahan Donald Trump.
Baqaei juga menegaskan bahwa Iran tetap memegang komitmennya terhadap perjanjian, meski terpaksa mengurangi sebagian kewajibannya sebagai respons atas pelanggaran berat dari pihak Barat.
Perjanjian nuklir 2015 ditandatangani oleh Iran bersama lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB – AS, Inggris, Prancis, China, dan Rusia – serta Jerman. Kesepakatan ini membatasi cadangan uranium Iran dan tingkat pengayaannya demi mencegah pengembangan senjata nuklir.
Namun sejak AS keluar dari perjanjian dan menerapkan kembali sanksi ekonomi, ketegangan meningkat tajam. Terlebih, serangan selama 12 hari yang dilakukan Israel dengan dukungan AS pada Juni lalu menargetkan sejumlah situs vital Iran, termasuk fasilitas nuklir dan para ilmuwannya.
Iran pun membalas dengan meluncurkan serangan rudal dan drone ke berbagai target militer dan intelijen di wilayah Israel, sebelum akhirnya gencatan senjata difasilitasi oleh AS dan diumumkan pada 24 Juni. (ANT)
KEYWORD :Iran PBB sanksi Nuklir Eropa