Senin, 14/07/2025 18:13 WIB

Studi Ungkap Mutasi Genetik Umum Ini Gandakan Risiko Demensia pada Pria

 Satu dari 36 pria membawa dua salinan mutasi kecil pada gen HFE, dan menurut studi terbaru terhadap hampir 12.200 orang di Australia dan Amerika Serikat, kondisi ini bisa lebih dari dua kali lipat meningkatkan risiko demensia.

Ilustrasi dimensia ( Foto : Harvardhealth )

Jakarta, Jurnas.com - Penemuan genetik terbaru mengungkap bahwa satu dari 36 pria membawa mutasi genetik yang bisa lebih dari dua kali lipat meningkatkan risiko demensia seiring bertambahnya usia.

Sebuah studi besar yang menganalisis data dari lebih dari 12.000 orang Australia dan Amerika mengungkap bahwa pria dengan dua salinan mutasi H63D pada gen HFE memiliki risiko demensia jauh lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Temuan ini menjadi sinyal baru bahwa jenis kelamin dan genetika memainkan peran besar dalam risiko gangguan otak ini.

Peran Gen HFE dan Varian H63D

Gen HFE berfungsi mengatur peredaran zat besi dalam tubuh. Varian H63D, meskipun tidak sepopuler mutasi C282Y yang dapat membebani hati, tetap berdampak pada sel karena dapat mengganggu sensor zat besi dan memicu reaksi kimia merusak di dalam tubuh.

Sekitar satu dari tiga orang membawa satu salinan H63D, tetapi satu dari 36 memiliki dua salinan—dan kelompok inilah yang menunjukkan peningkatan risiko demensia, khususnya pada pria.

Zat Besi, Otak, dan Hilangnya Ingatan

Zat besi penting bagi tubuh, tetapi jika jumlahnya tidak terkontrol, ia bisa merusak. Saat zat besi menumpuk di mikroglia—sel kekebalan otak—ia bisa memicu stres oksidatif dan peradangan yang berhubungan erat dengan penyakit Alzheimer.

Baik studi pada hewan maupun manusia menunjukkan bahwa ketidakseimbangan zat besi dapat memicu kematian neuron melalui proses yang dikenal sebagai ferroptosis, bentuk kematian sel yang berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif.

Mutasi gen HFE juga dikaitkan dengan penyakit Parkinson dan gangguan neuron motorik lainnya, mengindikasikan bahwa disfungsi pengelolaan zat besi mungkin menjadi jalur umum kerusakan otak.

Temuan dari Studi ASPREE

Data berasal dari studi ASPREE, yang mengikuti 19.114 lansia sehat selama rata-rata 6,4 tahun. Hasilnya: pria dengan dua salinan H63D mencatat rasio hazard sebesar 2,39 untuk risiko demensia. Wanita dengan genotipe yang sama tidak mengalami peningkatan risiko.

“Memiliki dua salinan varian ini lebih dari dua kali lipat risiko demensia pada pria, tapi tidak pada wanita,” kata Profesor John Olynyk dari Curtin University Medical School, salah satu peneliti utama.

Mengapa Hanya Pria?

Wanita mengalami pengeluaran zat besi secara alami melalui menstruasi dan kehamilan, yang bisa meredam efek dari mutasi ini. Komplikasi hemokromatosis juga cenderung lebih ringan dan muncul lebih lambat pada wanita.

Imaging otak menunjukkan bahwa wanita yang berhenti menstruasi lebih awal cenderung mengalami penumpukan zat besi di bagian otak dalam, menandakan bahwa paparan zat besi seumur hidup bisa menjadi pemicu utama kerusakan otak pada pria.

Hormon estrogen juga turut berperan. Ia membantu mengatur metabolisme zat besi dan memberikan perlindungan anti-inflamasi terhadap jaringan saraf.

Screening Genetik Bisa Jadi Langkah Preventif

Pemeriksaan gen HFE sudah menjadi bagian dari evaluasi medis untuk dugaan kelebihan zat besi. Tapi studi ini menunjukkan bahwa skrining genetik rutin pada pria lansia bisa membantu mendeteksi risiko demensia jauh sebelum gejala muncul.

Biaya untuk mengidentifikasi pembawa mutasi ini cukup rendah, dan tidak seperti banyak penanda risiko lainnya, jalur biologis ini bisa ditindaklanjuti, terutama melalui pengelolaan zat besi dan peradangan.

Langkah Sederhana untuk Kesehatan Otak

Meski studi tidak menemukan hubungan langsung antara kadar ferritin darah dan demensia, beberapa langkah tetap relevan untuk pencegahan. Di anataranya ialah menjaga kadar zat besi tetap normal, mengelola peradangan kronis, rutin berolahraga hingga onsumsi pola makan berbasis nabati.

WHO menyebut bahwa aktivitas fisik rutin saja bisa mengurangi risiko demensia hingga 30%. Kontrol tekanan darah, berhenti merokok, dan tetap aktif secara sosial juga sangat disarankan.

Arah Riset Selanjutnya

Profesor Paul Lacaze dari Monash University berharap bahwa pemahaman lebih dalam mengenai dampak H63D terhadap otak bisa mengarah pada pengembangan obat baru, meski mutasi genetik itu sendiri tidak bisa diubah.

Studi lanjutan akan memantau pembawa mutasi melalui pencitraan MRI dan biomarker cairan untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal peradangan, serta mengevaluasi intervensi seperti diet, flebotomi, atau obat anti-ferroptosis untuk memperlambat penurunan kognitif.

Mutasi umum seperti H63D jarang memberi petunjuk klinis yang begitu jelas dan spesifik pada satu jenis kelamin. Dan kali ini, informasi tersebut datang tepat saat populasi pria mulai menua secara global. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Neurology.(*)

Sumber: Earth

 

KEYWORD :

Demensia Pria Gen HFE Mutasi Genetik Pencegahan Demensia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :