Senin, 14/07/2025 03:51 WIB

Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Selama Fenomena Bediding atau Suhu Dingin

Belakangan ini, ramai diperbincangkan bahwa masyarakat di sejumlah wilayah Pulau Jawa merasakan suhu udara yang lebih dingin dari biasanya, terutama pada malam hingga pagi hari.

Ilustasi - Fenomena bediding (Foto: Antara)

akarta, Jurnas.com - Belakangan ini, ramai diperbincangkan bahwa masyarakat di sejumlah wilayah Pulau Jawa merasakan suhu udara yang lebih dingin dari biasanya, terutama pada malam hingga pagi hari. Kondisi ini dikenal sebagai bediding, sebuah fenomena alam musiman, yang umum terjadi saat puncak musim kemarau.

Bediding biasanya muncul pada bulan Juli hingga September, ketika cuaca cenderung cerah dan minim awan pada malam hari. Akibatnya, panas yang diserap permukaan bumi saat siang hari mudah terlepas ke atmosfer, membuat suhu udara menurun drastis.

Di sisi lain, BMKG juga mencatat adanya fenomena kemarau basah di sejumlah daerah. Hujan masih turun meskipun musim kemarau telah berlangsung, akibat suhu laut yang hangat dan pengaruh gelombang atmosfer aktif. Fenomena ini diprediksi berlangsung hingga Oktober 2025.

Dikutip dari laman Halodoc, perubahan iklim semacam ini membuat tubuh lebih mudah rentan terhadap penyakit, terutama bila tidak disertai pola hidup sehat. Suhu yang turun tiba-tiba dapat memicu flu, batuk, asma, hingga infeksi saluran pernapasan.

Untuk menjaga tubuh tetap fit selama bediding, penting untuk tetap terhidrasi meski cuaca dingin membuat rasa haus berkurang. Air putih membantu mengatur suhu tubuh, memperlancar metabolisme, dan menjaga fungsi organ tetap optimal.

Selain itu, aktivitas fisik yang rutin bisa membantu menjaga sirkulasi darah tetap lancar dan meningkatkan sistem imun. Olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga dapat menjadi pilihan yang efektif dan aman.

Asupan makanan juga harus diperhatikan, terutama yang mengandung vitamin dan mineral tinggi. Buah-buahan segar serta sayuran hijau sangat baik untuk menjaga daya tahan tubuh.

Tidur cukup juga penting agar tubuh mampu memproduksi antibodi secara maksimal. Kurang istirahat membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit akibat perubahan suhu ekstrem.

Meski siang hari terasa panas, sebaiknya hindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10 hingga 2 siang. Paparan panas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi hingga heat stroke.

Jika gejala seperti batuk tak kunjung sembuh atau sesak napas semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Penggunaan suplemen atau vitamin tambahan juga bisa menjadi pilihan untuk memperkuat daya tahan tubuh selama musim kemarau.

Fenomena bediding diprediksi akan berlangsung hingga awal September, dan suhu perlahan mulai menghangat saat memasuki musim hujan. Namun, pola cuaca yang tidak menentu membuat kita perlu lebih waspada dan menjaga kesehatan secara menyeluruh. (*)

KEYWORD :

Kesehatan Tubuh Fenomena Bediding Suhu Dingin Musim Kemarau




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :