Jum'at, 11/07/2025 17:32 WIB

Ilmuwan Italia Kembangkan Padi Kecil untuk Dukung Misi Luar Angkasa

Di masa depan ketika manusia hidup di luar Bumi, kebutuhan akan makanan segar menjadi tantangan nyata. Proyek Moon-Rice, yang digagas sejumlah ilmuwan Italia, tengah mengembangkan varietas padi mini

Ilustrasu persemaian padi (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Di masa depan ketika manusia hidup di luar Bumi, kebutuhan akan makanan segar menjadi tantangan nyata. Proyek Moon-Rice, yang digagas sejumlah ilmuwan Italia, tengah mengembangkan varietas padi mini—sebuah lompatan besar dalam upaya menciptakan sumber pangan yang tangguh untuk luar angkasa, sekaligus menjawab tantangan pangan di wilayah ekstrem di Bumi.

Mengapa Astronot Butuh Padi?

Dikutip dari Earth, selama ini, astronot mengandalkan pasokan makanan instan dari Bumi. Meski praktis, makanan siap saji ini seringkali kurang kandungan serat dan vitamin penting. Untuk misi jangka panjang ke Bulan atau Mars, tubuh manusia memerlukan makanan segar yang bernutrisi tinggi. Di sinilah padi masuk sebagai kandidat ideal—asal ukurannya cocok untuk ditanam di luar angkasa.

“Hidup di luar angkasa adalah soal daur ulang sumber daya dan keberlanjutan,” kata Dr. Marta Del Bianco, ahli biologi tanaman dari Badan Antariksa Italia. “Persis seperti masalah yang kita hadapi di Bumi.”

Padi Harus Kecil tapi Tetap Produktif dan Begizi

Ukuran tanaman adalah tantangan utama. Varietas padi kerdil yang ada masih terlalu tinggi untuk sistem pertanian ruang angkasa. Targetnya adalah menciptakan "super-dwarf rice"—padi ultra-mini setinggi 10 cm yang tidak hanya kecil, tetapi juga tinggi hasil dan bergizi.

Namun, mengecilkan tanaman bukan tanpa risiko. Proses genetik yang menghambat hormon pertumbuhan tanaman (gibberellin) sering mengganggu daya kecambah dan produktivitas.

“Di luar angkasa, tanaman bukan hanya harus mungil, tapi juga harus efisien dan produktif,” jelas Del Bianco.

Kolaborasi Riset Lintas Universitas

Proyek ini merupakan kolaborasi antara tiga universitas ternama di Italia, di antaranya ialah Universitas Milan: ahli dalam genetika padi, kini tengah mengembangkan varietas mikro. Kemudian, Universitas Roma Sapienza: fokus pada manipulasi fisiologi tanaman untuk efisiensi produksi. Lalu, Universitas Naples Federico II: spesialis pertanian ruang angkasa.

Meski baru sembilan bulan berjalan dari total empat tahun, hasil awal dinilai menjanjikan.

Uji Coba di "Gravitasi Palsu"

Karena melakukan eksperimen langsung di luar angkasa sangat mahal, tim peneliti menguji reaksi tanaman dalam kondisi simulasi mikrogravitasi—dengan memutar tanaman agar arah gaya gravitasi tersebar merata ke seluruh sisi.

“Tanaman jadi tidak tahu mana arah atas atau bawah. Ini pendekatan terbaik yang bisa kami lakukan di Bumi,” ujar Del Bianco.

Lebih dari Sekadar Nutrisi: Tanaman untuk Kesehatan Mental

Manfaat tanaman segar bukan hanya untuk tubuh, tapi juga untuk pikiran. Merawat tanaman dapat memberikan kenyamanan psikologis bagi astronot yang menjalani isolasi panjang di ruang sempit.

“Tanaman dapat membantu meredakan stres dan menjaga kewaspadaan. Di ruang angkasa, kesalahan sekecil apapun bisa berakibat fatal,” kata Del Bianco.

Potensi Besar untuk Bumi

Teknologi padi mini tak hanya berguna bagi astronot. Tanaman super-ringkas ini juga menjanjikan solusi pangan untuk wilayah-wilayah ekstrem seperti gurun, kutub, hingga kota-kota padat dengan ruang tanam terbatas.

“Kalau tanaman bisa bertahan di luar angkasa, maka ia juga bisa bertahan di tempat-tempat sulit di Bumi,” jelasnya.

Proyek Moon-Rice dipresentasikan dalam Konferensi Tahunan Society for Experimental Biology di Antwerp, Belgia, pada 9 Juli 2025. (*)

KEYWORD :

Moon Rice Pertanian Luar Angkasa Padi Mini Astronot Space Farming




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :