Jum'at, 11/07/2025 15:37 WIB

Mengenal Arti Al-Ihsan, Makna Spiritual yang Melampaui Iman dan Islam

Mengenal Arti Al-Ihsan, Makna Spiritual yang Melampaui Iman dan Islam

Ilustrasi mengenal arti Al-Ihsan dalam Islam, makna spiritual yang melampaui iman dan islam (Foto: Tafsir Al-Quran)

Jakarta, Jurnas.com - Dalam khazanah Islam, ada satu istilah yang memiliki resonansi spiritual mendalam dan tidak bisa diabaikan: Al-Ihsan. Lebih dari sekadar istilah religius, ihsan merupakan inti keindahan agama. Ia bukan hanya pelengkap, melainkan fondasi yang menyempurnakan dua pilar utama lainnya: Islam (syariat) dan Iman (keyakinan).

Belakangan, kata Al-Ihsan menjadi perbincangan hangat di Jawa Barat setelah Gubernur Dedi Mulyadi mengganti nama RSUD Al‑Ihsan menjadi RSUD Welas Asih. Keputusan ini ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 40 Tahun 2025, tertanggal 19 Juni 2025.

Perubahan nama ini bukan hanya administratif, tetapi mengundang pergulatan makna dan simbol keislaman yang sebelumnya melekat kuat pada kata Al-Ihsan. Berikut ini adalah ulasan mengenai kata "Al-Ihsan" serta bagaimana kata ini digunakan dalam khazanah keislaman.

Apa Itu Al-Ihsan?

Secara bahasa, ihsan berasal dari kata Arab حَسُنَ (hasuna) yang berarti “menjadi baik.” Bentuk masdarnya, إِحْسَان, bermakna “perbuatan baik.” 

Dikutip dari berbagai sumber, kata dalam bahasa Arab yang diawali dengan "al" (ال) disebut isim atau kata benda. Kata yang diawali dengan artikel definit "al" (ال) berarti kata tersebut berbentuk makrifat atau khusus, yang berarti "the" dalam bahasa Inggris. Artikel "al" ini berfungsi untuk menjadikan kata benda tersebut spesifik atau pasti, atau untuk merubah kata yang umum (nakirah) menjadi khsusus. Misalnya, "bayt" (بيت) berarti "rumah", sedangkan "al-bayt" (البيت) berarti "rumah itu" atau "rumah tersebut"

Namun dalam konteks spiritual Islam, ihsan bukan hanya tindakan etis atau moral; ia merupakan kualitas kehadiran jiwa dalam amal. Dalam hadits yang sangat masyhur, ketika Malaikat Jibril datang dan bertanya tentang Islam, Iman, dan Ihsan, Rasulullah ﷺ menjawab:

“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)

Inilah definisi ihsan yang paling agung — bukan hanya tentang apa yang dilakukan, tapi bagaimana dan untuk siapa ia dilakukan.

Ihsan, Pilar Ketiga dalam Struktur Islam

Islam tidak berdiri hanya di atas ritual dan keyakinan. Ia juga menuntut kesempurnaan perilaku dan kesadaran spiritual. Ihsan mengisi celah ini.

Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama, tiga unsur ini — Islam, Iman, dan Ihsan — tidak bisa dipisahkan. Tanpa ihsan, keislaman menjadi kering, dan keimanan menjadi abstrak.

Fakta menarik: kata “ihsan” dan turunannya disebut dalam lebih dari 160 ayat Al-Qur’an. Dikutip dari laman Risalah, ini membuktikan betapa besar perhatian Allah terhadap kualitas perilaku baik dalam beragama. Makna Al-Ihsan dalam Al-Qur’an sendiri diyakini tidak terbatas pada ibadah ritual, melainkan bermuara pada sikap hidup, akhlak, dan kepekaan sosial.

5 Ayat Qur’ani tentang Ihsan

1. Al‑Baqarah (2):195

وَأَحْسِنُوا۟ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah menyukai orang‑orang yang berbuat baik.”

Pesan ini tak hanya menekankan perbuatan baik, tetapi menghubungkannya langsung dengan cinta Allah SWT.

2. An‑Nahl (16):90

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَـٰنِ…
“Sesungguhnya Allah memerintahkan (kamu): berlaku adil dan berbuat ihsan…”

Disebut sebagai ayat komprehensif—mencakup keadilan dan kebaikan sebagai inti syariat, dan sering dibacakan pada khutbah Jumat.

3. Al‑Isra’ (17):7

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ…
“Jika kamu berbuat baik, maka (ia) baik untuk dirimu sendiri…”

Menggarisbawahi bahwa ihsan pada hakikatnya adalah investasi moral yang kembali ke diri sendiri.

4. Al‑Qashash (28):77

وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ
“Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu…”

Mengaitkan rasa syukur dengan tindakan nyata: kebaikan adalah ekspresi terima kasih kepada Allah.

5. An‑Nisa’ (4):36

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَـٰنًا…
“Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua…”

Menunjukkan bahwa ihsan kepada manusia (khususnya orang tua) setara dengan ibadah kepada Allah.

Ihsan sebagai Solusi Krisis Akhlak

Kita hidup di zaman ketika kebaikan sering berhenti pada teori dan jargon. Banyak yang tahu hukum, tapi tetap melanggarnya. Inilah krisis moral zaman modern — akal tahu, hati tidak bergerak.

Di sinilah ihsan hadir sebagai jawaban. Ia bukan hanya tahu mana yang benar, tapi melakukannya karena Allah. Bahkan dalam perkara yang sangat teknis seperti menyembelih hewan, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan pada segala sesuatu.” (HR. Muslim)

Ihsan bukan hanya soal ibadah, tapi mencakup muamalah, akhlak, dan kemanusiaan.

Ihsan dalam Tiga Dimensi Kehidupan

1. Ihsan dalam Ibadah

Beribadah dengan kualitas ihsan artinya menyembah Allah dengan kehadiran hati. Ini menuntut syarat, rukun, dan adab ibadah dilakukan bukan hanya dengan benar, tetapi juga dengan kesadaran Ilahi. Inilah yang membedakan ritual biasa dengan spiritualitas mendalam.

2. Ihsan dalam Muamalah

Al-Qur’an menekankan ihsan kepada orang tua, kerabat, yatim, miskin, tetangga dekat dan jauh, teman sejawat, ibnu sabil, hingga hamba sahaya.

Ihsan dalam muamalah menuntut bukan hanya memberi, tetapi memberi dengan kelembutan, empati, dan cinta.

Contoh luar biasa adalah ketika Rasulullah ﷺ berdoa untuk kaumnya yang membunuh pamannya dalam Perang Uhud:

“Ya Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak tahu.”

Ini adalah puncak ihsan dalam interaksi sosial.

3. Ihsan dalam Akhlaq

Akhlak adalah buah dari ibadah dan interaksi. Ucapan baik, memaafkan, menahan amarah, dan tidak menyakiti orang lain — semuanya adalah bentuk ihsan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ucapan yang baik adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ihsan bahkan berlaku kepada binatang hingga alam. Islam melarang menyiksa, memukul berlebihan, atau memperlakukan binatang tanpa belas kasih — bahkan ketika menyembelihnya. Begitu juga Islam melarang merusak alam, bumi beserta isinya. Mereka yang mencapai tingkat muhsinin atau orang yang berbuat ihsan akan menempati surga tertinggi, Jannatul Firdaus — sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an dan hadits.

Mengapa Ihsan Begitu Penting? Karena tanpa ihsan, Islam bisa menjadi formalitas. Ihsan adalah ruh dalam jasad ibadah. Ia menjadikan amal bernilai bukan hanya di dunia, tetapi juga di sisi Allah.

Ihsan juga menyatukan agama dan kemanusiaan. Ia mengajarkan bahwa keberagamaan bukan hanya vertikal kepada Tuhan, tapi juga horizontal kepada manusia dan seluruh makhluk.

Jadi, Ihsan bukan sekadar idealisme, tapi kekuatan transformasi sosial. Bayangkan jika setiap individu berperilaku seolah-olah dilihat Allah dalam setiap perbuatan — akan hilang penipuan, korupsi, pengkhianatan, dan kesewenang-wenangan.

Ihsan adalah jawaban spiritual untuk dunia yang kering makna. Ia mengubah pengetahuan menjadi tindakan, dan tindakan menjadi kebiasaan. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Al-Ihsan Arti ihsan Dedi Mulyadi Islam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :