Jum'at, 11/07/2025 06:54 WIB

Presiden Brasil Sebut BRICS `Warisan Bandung`, Ucapan Lord Rangga Kembali Viral

Presiden Brasil Sebut BRICS `Warisan Bandung`, Ucapan Lord Rangga Kembali Viral

Ilustrasi - Presiden Brasil Sebut BRICS Warisan Bandung, Ucapan Lord Rangga Kembali Viral (Foto: Tangkapan layar/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Pidato Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dalam KTT BRICS di Rio de Janeiro pada 7 Juli 2025 tengah ramai diperbincangkan, bukan hanya karena substansinya yang mengangkat Semangat Bandung, tetapi juga karena satu nama yang kembali mencuat di jagat maya: Lord Rangga.

Nama yang sempat dianggap lucu dan nyeleneh itu kembali viral setelah warganet melihat kemiripan antara pernyataan Presiden Lula dan pandangan Lord Rangga soal tatanan dunia dan kebangkitan peradaban Nusantara. Beberapa akun media sosial TikTok bahkan menyandingkan pidato resmi Presiden Brasil dengan potongan video lawas Lord Rangga yang dulu sempat `ditertawakan`.

Lord Rangga, yang memiliki nama asli Rangga Sasana, merupakan mantan Sekretaris Jenderal Sunda Empire, sebuah organisasi fiktif yang sempat heboh pada 2020 karena klaimnya soal pengaruh Nusantara, khususnya Sunda termasuk Bandung atas tata dunia global. Meskipun sempat dianggap "halu" dan kontroversial, ia dikenal luas karena gaya tutur unik, pemilihan diksi yang teatrikal, dan narasi besar soal kejayaan sejarah leluhur.

Rangga Sasana diberitakan meninggal dunia pada 27 Desember 2022 di Brebes, Jawa Tengah. Namun sosoknya tetap hidup di ingatan banyak orang, terutama setelah ucapan-ucapannya dianggap “terbukti” oleh sebagian publik digital di antaranya melalui pidato terbaru Presiden Lula.

Dalam video berdurasi 2 menit 23 detik yang diunggah akun bernama Kang Kus Maung deupa, ditampilkan foto Presiden Brasil berdampingan dengan Lord Rangga, lengkap dengan narasi: "Dulu Lord Rangga dianggap halu." Video itu juga memuat cuplikan saat Rangga menyampaikan bahwa Indonesia harus dibangun dari sejarah besar, Pajajaran dan Prabu Siliwangi tidak hanya milik Jawa Barat, melainkan bagian dari tatanan bumi secara global.

Konteks ini dianggap makin relevan ketika Presiden Lula menyebut Konferensi Bandung sebagai penolakan terhadap pembagian dunia dalam zona pengaruh. Menurutnya, BRICS kini menghidupi semangat yang sama: memperjuangkan tatanan dunia yang multipolar dan menolak dominasi kekuatan besar, sebagaimana semangat yang digaungkan dalam Konferensi Bandung.

Akun lain seperti Bisikakn Nuswantara juga ikut meramaikan. Dalam video berdurasi 1 menit 17 detik, ditampilkan foto Lord Rangga, Presiden Prabowo Subianto, dan Presiden Lula dengan tulisan: “Semua akan kembali ke Bandung.” Caption-nya berbunyi, “Dulu Lord Rangga ditertawakan, kini satu per satu terbukti. Bandung... kembali jadi pusat dunia?”

Viralnya kembali Lord Rangga salah satunya menunjukkan bagaimana politik global bisa bergema ke budaya pop lokal. Ia menjelma menjadi ikon alternatif dari suara yang dulu `ditertawakan`, tapi kini disebut-sebut "selaras zaman" oleh sebagian warganet.

Sementara itu, pidato Presiden Lula memang penuh muatan historis. Ia menyebut Konferensi Asia-Afrika sebagai tonggak moral perlawanan negara-negara Global South terhadap dominasi kekuatan besar. Lula menegaskan bahwa BRICS hari ini merupakan pewaris dari nilai-nilai Gerakan Non-Blok.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto yang hadir dalam forum tersebut juga sempat mengangkat pentingnya Semangat Bandung dalam menghadapi tantangan global. Dikutip dari laman Setkab, Prabowo menyuarakan bahwa prinsip itu perlu dihidupkan kembali, terutama dalam membela hak-hak negara berkembang dan memperjuangkan keadilan hingga kemerdekaan bagi Palestina.

Meskipun secara historis era Bandung berlangsung antara 1955–1975, nilai-nilainya tetap hidup hingga kini. Selama masih ada ketimpangan, penjajahan, dan ketidakadilan, Semangat Bandung terus menjadi sumber inspirasi dan arah moral perjuangan negara-negara berkembang.

Perjuangan untuk Palestina menjadi salah satu refleksi paling nyata dari semangat itu hari ini. Semangat Bandung bukan tentang siapa melawan siapa, tetapi tentang tatanan dunia yang setara, damai, dan berdaulat.

Pengakuan internasional terhadap warisan ini ditegaskan oleh UNESCO yang menetapkan arsip Konferensi Asia-Afrika sebagai bagian dari Memory of the World. Ini menandai bahwa warisan Bandung tak hanya milik Indonesia, tapi bagian dari perjuangan umat manusia melawan ketidakadilan.

Kini, ketika Bandung kembali disebut-sebut dalam forum global seperti BRICS, dan nama-nama seperti Lord Rangga kembali bergema di ruang digital, satu hal menjadi jelas: sejarah selalu punya cara sendiri untuk kembali ke permukaan. Dan Bandung, sekali lagi, menjadi simbol harapan dari Selatan untuk dunia yang lebih adil. (*)

 
 
KEYWORD :

BRICS Semangat Bandung Prabowo Brasil Lord Rangga Viral




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :