
Mantan bintang sepak bola Jerman, Gottfried Fuchs (Foto: Radio JAI)
Jakarta, Jurnas.com - Kompetisi sepak bola di ajang Olimpiade selalu identik dengan pertarungan antar negara yang sengit, penuh semangat nasionalisme dan strategi terbaik dari tiap tim.
Sejak awal abad ke-20, cabang ini menjadi salah satu magnet utama dari pesta olahraga empat tahunan tersebut. Namun di tengah atmosfer yang begitu kompetitif itu, sejarah justru pernah mencatat sebuah pertandingan yang banjir gol secara luar biasa.
Adalah Gottfried Fuchs, penyerang tim nasional Jerman, yang mencetak sejarah dalam Olimpiade Stockholm 1912. Dalam laga babak konsolasi melawan Rusia yang digelar pada 1 Juli tahun tersebut, Fuchs mencetak sepuluh gol sekaligus dalam kemenangan telak Jerman 16-0.
Prestasi yang secara teknis dikenal sebagai `double quintrick` atau dua kali lima gol itu membuatnya mencatatkan rekor sebagai pemain pertama dari Jerman yang mampu mencetak gol sebanyak itu dalam satu laga internasional resmi.
Tak hanya menjadi buah bibir saat itu, torehan Fuchs membuatnya menyabet gelar pencetak gol terbanyak dalam turnamen sepak bola Olimpiade tahun tersebut.
Meski Jerman gagal melaju jauh di fase utama, kemenangan telak di laga konsolasi itu menjadi penghibur, sekaligus pengukuh nama Fuchs sebagai predator kotak penalti yang menakutkan.
Dia pun dikenal luas di benua Eropa sebagai pemain yang memadukan naluri tajam mencetak gol dengan teknik bermain yang cerdas.
7 Klub Pengoleksi Trofi Terbanyak di Eropa
Namun, Fuchs bukan hanya seorang atlet. Saat Perang Dunia I meletus, dia bertugas sebagai perwira artileri militer Jerman dan dianugerahi medali kehormatan Iron Cross atas jasanya.
Sayangnya, kehidupan pasca perang mempertemukannya dengan kenyataan pahit sebagai keturunan Yahudi. Fuchs menghadapi tekanan berat dari rezim Nazi yang berkuasa pada 1930-an.
Namanya dihapus dari arsip federasi sepak bola Jerman (DFB), dan kontribusinya dikubur dalam diam oleh negara yang dulu dia wakili di panggung dunia.
Demi menyelamatkan diri dan keluarganya, Fuchs melarikan diri dari Jerman pada 1937. Dia sempat tinggal di Inggris, lalu bermigrasi ke Kanada, tempat dia menetap hingga akhir hayatnya pada 1972 di Montreal.
Meski jauh dari tanah kelahirannya, Fuchs tetap menjadi figur yang dikenang oleh kalangan sejarawan olahraga, terutama karena warisan prestasinya yang monumental namun luput dari ingatan publik luas.
Rekor sepuluh gol dalam satu pertandingan Olimpiade bertahan hampir satu abad, hingga akhirnya dilampaui oleh Archie Thompson dari Australia yang mencetak 13 gol melawan Samoa Amerika pada 2001.
Meski demikian, pencapaian Fuchs dianggap lebih bernilai karena dicetak dalam kompetisi formal antar negara di era sepak bola yang belum mengenal dominasi fisik dan komersialisme seperti sekarang.
KEYWORD :Gottfried Fuchs Pencetak 10 Gol Double Quintrick Fakta Unik Sepak Bola