
Ilustrasi - puasa di bulan Muharram (Foto: Pexels/Sami Abdullah)
Jakarta, Jurnas.com - Bulan Muharram menjadi salah satu waktu istimewa dalam kalender hijriyah yang penuh keberkahan. Dalam ajaran Islam, berpuasa di bulan ini sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan besar dan menjadi bentuk ketakwaan kepada Allah SWT.
Dalam sebuah hadis sahih, Rasulullah SAW menegaskan bahwa puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram.
"Sebaik-baiknya puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yakni Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah yang wajib adalah shalat malam." (HR. Abdurrazzaq no. 7839, Ath-Thahawi 2/78, dan Al-Baihaqi 4/287)
Puasa di bulan Muharram bisa dilakukan kapan saja selama bulan tersebut masih berlangsung. Namun, dua hari yang paling menonjol adalah 9 Muharram (puasa Tasu’a) dan 10 Muharram (puasa Asyura).
Puasa Asyura memiliki keutamaan besar, yakni penghapusan dosa-dosa kecil selama satu tahun sebelumnya. Sedangkan puasa Tasu’a dianjurkan sebagai pelengkap agar tidak menyerupai kebiasaan kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada hari ke-10 saja.
Pertanyaan yang kerap muncul adalah bagaimana jika seseorang ingin berpuasa pada 11 Muharram, yaitu sehari setelah Asyura?
Ternyata, puasa pada 11 Muharram diperbolehkan dan bahkan dianjurkan, terutama bagi mereka yang tidak sempat melaksanakan puasa Tasu’a. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam hadis berikut:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا:
"صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ" (HR. Ahmad)
Artinya: "Berpuasalah kalian pada hari Asyura dan bedakanlah dengan kaum Yahudi; berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya."
Dengan demikian, melaksanakan puasa pada 11 Muharram adalah bagian dari usaha meneladani anjuran Rasulullah SAW agar tidak menyerupai tradisi kaum Yahudi, yang hanya menunaikan puasa pada 10 Muharram.
Menariknya, pada tahun ini 11 Muharram 1447 H jatuh pada hari Senin, yang juga merupakan hari istimewa untuk berpuasa sunnah.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ (HR. Tirmidzi)
Artinya: "Amal-amal manusia diperlihatkan setiap hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalanku diperlihatkan saat aku sedang berpuasa."
Dengan demikian, umat Islam bisa melaksanakan puasa pada 11 Muharram sekaligus mengamalkan puasa Senin. Keduanya merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dan bisa digabungkan dalam satu niat.
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shaumal Muharrami lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya berniat puasa Muharram karena Allah Ta‘âlâ.”
Niat Puasa Hari Senin:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta‘âlâ.”
Semoga amalan kita diterima oleh Allah SWT, dan puasa di bulan Muharram menjadi momentum untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
KEYWORD :Puasa Muharram Asyura Rasulullah SAW