Kamis, 10/07/2025 01:31 WIB

Mengenal Satelit Palapa dan Regenerasinya Sepanjang Empat Dekade

Setiap 9 Juli, Indonesia memperingati Hari Satelit Palapa—hari bersejarah yang menandai peluncuran Satelit Palapa A1 pada tahun 1976

Ilustrasi Hari Satelit Palapa 2025 (Foto: RRI)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap 9 Juli, Indonesia memperingati Palapa/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Hari Satelit Palapa—hari bersejarah yang menandai peluncuran Satelit Palapa A1 pada tahun 1976. Momen ini menjadi titik awal Indonesia membangun sistem komunikasi modern secara mandiri.

Dikutip dari laman Komdigi, peluncuran Palapa A1 bukan sekadar pencapaian teknologi, tapi juga simbol ambisi nasional untuk menyatukan Nusantara lewat konektivitas. Nama “Palapa” sendiri diambil dari Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada, sebagai lambang tekad untuk mempersatukan wilayah kepulauan Indonesia.

Proyek ini dimulai dengan peluncuran Satelit Palapa A1 dari Cape Canaveral, Florida, menggunakan roket Delta 2914. Satelit pertama buatan Hughes Aircraft Company ini memiliki berat 574 kg dan dirancang untuk menjangkau seluruh Indonesia serta negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina.

Palapa A1 beroperasi di bawah pengawasan Perumtel—sekarang Telkom—dan berperan dalam menghubungkan layanan komunikasi nasional, siaran TVRI, serta kebutuhan pertahanan. Karena satelit memiliki umur operasional terbatas, Indonesia terus melakukan regenerasi satelit dalam beberapa dekade berikutnya.

Setahun kemudian, Indonesia meluncurkan Palapa A2 sebagai satelit cadangan untuk menjaga stabilitas jaringan jika A1 mengalami gangguan. Meski tidak sebesar A1 dalam sejarah publik, perannya penting sebagai penjamin kesinambungan sistem komunikasi nasional.

Pada tahun 1983, Indonesia kembali membuat lompatan besar dengan meluncurkan Palapa B1 melalui pesawat ulang-alik Challenger. Satelit ini menjadi yang pertama dari seri B dan dioperasikan oleh pusat kendali di Elsegundo, California serta SPU Cibinong di Indonesia.

Sayangnya, peluncuran Palapa B2 pada tahun berikutnya mengalami kegagalan akibat kerusakan motor perigee. Sebagai gantinya, pemerintah menyiapkan Palapa B2P yang diluncurkan pada 1987 setelah penundaan karena insiden meledaknya Challenger.

Peluncuran B2P dilakukan secara konvensional menggunakan roket seperti satelit A1 dan A2, dengan tujuan menggantikan satelit-satelit awal yang masa pakainya sudah habis. Satelit ini menandai kembalinya Indonesia ke orbit setelah berbagai tantangan.

Untuk memperkuat jaringan, pemerintah kemudian meluncurkan Palapa B2R pada tahun 1990 sebagai versi pembaruan dari B2. Proyek ini melibatkan Sattel Technologies dan menggunakan peluncur Delta 6925 untuk menjangkau lebih banyak area layanan.

Dua tahun berikutnya, Palapa B4 diluncurkan sebagai satelit domestik yang fokus pada pengujian sistem transponder dan efektivitas transmisi. Dengan peluncuran ini, Indonesia semakin memperluas cakupan layanan komunikasi nasional secara merata.

Seiring berkembangnya kebutuhan komunikasi regional, Indonesia memperkenalkan Palapa C1 dan C2 pada 1996 yang memiliki jangkauan lebih luas. Satelit ini bahkan mampu menjangkau Asia Tenggara, India, sebagian Tiongkok, hingga Australia, dan dikelola oleh Satelindo yang kini dikenal sebagai Indosat Ooredoo.

Setelah jeda cukup panjang, Palapa D diluncurkan pada tahun 2009 dengan teknologi platform SpaceBus buatan Thales Alenia Space dari Prancis. Satelit ini melayani seluruh Indonesia hingga akhir masa operasinya pada 2024 dan menjadi andalan utama layanan siaran dan data nasional.

Memasuki era digital, Indonesia menghadirkan SATRIA-1 sebagai satelit generasi baru yang fokus pada pemerataan akses internet. Diluncurkan pada 2023, SATRIA-1 hadir sebagai warisan semangat Palapa yang kini bertransformasi menjadi infrastruktur ekonomi digital.

Dari A1 hingga SATRIA-1, perjalanan satelit Indonesia mencerminkan komitmen jangka panjang terhadap kemandirian teknologi. Setiap generasi satelit membawa peran strategis dalam menyatukan Indonesia melalui informasi dan konektivitas.

Peringatan Palapa/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">Hari Satelit Palapa setiap 9 Juli bukan hanya nostalgia atas keberhasilan masa lalu. Lebih dari itu, ini merupakan pengingat bahwa kedaulatan teknologi bukan pilihan, melainkan kebutuhan di tengah era global yang serba terhubung. (*)

KEYWORD :

Hari Satelit Palapa 9 Juli P Satelit Palapa A1 Keturunan Satelit Palapa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :