
Menteri Agama, Nasaruddin Umar (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menilai perlunya menjadikan masjid tidak hanya sebagai pusat peribadahan, melainkan juga sebagai pusat ketahanan keluarga.
Hal ini disampaikan usai meluncurkan program Family Orientation at the Mosque’s Site (Foremost), sebagai strategi baru pembinaan keluarga berbasis masjid.
"Masjid harus kita reorientasikan sebagai pusat pemulihan jiwa dan pembentukan karakter umat. Dalam konteks itu, keluarga adalah pilar utama," kata Menag dalam keterangannya pada Rabu (9/7).
Menurut Menag, krisis spiritual dan sosial yang dihadapi masyarakat saat ini tidak bisa hanya diatasi melalui pendekatan sektoral. Diperlukan peran strategis institusi keagamaan, terutama masjid, untuk menjangkau langsung keluarga sebagai inti masyarakat.
"Masjid bukan hanya tempat salat. Masjid harus menjadi pusat layanan spiritual, edukasi, konseling, dan pembinaan keluarga," ujar dia.
Menag berharap, ke depan, setiap masjid dapat menjadi tempat service rohani, ruang pemulihan batin, dan penguatan moral umat.
"Mari kita ubah cara pandang terhadap masjid. Dari tempat ritual menjadi pusat peradaban. Dari tempat berkumpul menjadi ruang membina dan menyatukan," dia menambahkan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad, menjelaskan, program Foremost akan menjadi model nasional pembinaan keluarga berbasis masjid.
"Foremost dirancang sebagai platform kolaboratif antara takmir masjid, penyuluh agama, dan mediator keluarga," ujar Abu.
Dia menambahkan, masjid akan dilibatkan sebagai ruang pembinaan yang konkret, dengan agenda tetap seperti edukasi peran orang tua, bimbingan pranikah, konseling rumah tangga, hingga literasi ekonomi keluarga.
"Ini program menyentuh akar persoalan keluarga modern," kata dia.
KEYWORD :Menteri Agama Nasaruddin Umar Peran Masjid