
Bek sayap PSG, Achraf Hakimi (Foto: Getty Images via Daily Mail)
Jakarta, Jurnas.com - Salah satu tugas pemain sepak bola di dalam lapangan ialah mencetak gol. Sebab dianggap sebagai momen membanggakan, perayaan mencetak gol biasanya ditunjukkan melalui ekspresi menggebu-gebu, dan tak jarang provokatif.
Sayangnya, tidak semua gol disambut dengan selebrasi meriah, terutama jika tercipta ke gawang mantan klub. Fenomena pemain menahan selebrasi justru makin sering terjadi, menandakan bahwa emosi, etika, dan citra publik tak bisa dipisahkan dari olahraga ini.
Banyak pemain memilih bersikap tenang setelah menjebol gawang tim yang dulu mereka bela. Alasannya bukan karena kurang semangat, tapi karena ingin menjaga relasi baik dengan fanbase dan klub yang pernah memberi mereka tempat berkembang.
Berikut ini lima alasan utama yang biasanya menjadi pertimbangan pemain enggan melakukan selebrasi di depan fans klub mantan:
1. Rasa Hormat terhadap Klub dan Suporter
João Pedro dan Kingsley Coman memilih tidak merayakan gol ke gawang Fluminense dan PSG sebagai bentuk terima kasih kepada klub yang telah memberi mereka pijakan awal karier. Tidak merayakan adalah cara menjaga kehormatan dan kenangan baik.
2. Menghindari Konflik Emosional dan Citra Buruk di Media
Achraf Hakimi tak selebrasi usai membobol gawang Inter Milan dalam final Liga Champions 2025. Dia sadar, selebrasi bisa saja dipelintir sebagai bentuk balas dendam, dan lebih memilih sikap profesional yang meminimalkan drama media.
3. Menghindari Provokasi Balik dari Fans Lawan
Kasus Emmanuel Adebayor yang berlari seluruh lapangan dan selebrasi di depan fans Arsenal pada 2009 jadi contoh klasik selebrasi yang berbuntut panjang.
Aksinya berujung denda FA dan menjadi sorotan media selama berminggu-minggu karena dianggap provokatif dan tidak menghormati mantan klub.
4. Menjaga Hubungan Baik untuk Masa Depan
Beberapa pemain memilih diam karena masih membuka kemungkinan kembali ke klub lamanya, entah sebagai pemain atau dalam peran manajemen di masa depan. Selebrasi agresif dapat merusak jembatan yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
5. Tekanan Sosial dari Sesama Pemain dan Pendukung
Ketika pemain seperti Nicolas Anelka merayakan golnya ke gawang PSG saat bersama Liverpool, banyak pemain senior dan publik sepak bola mengkritiknya.
Tekanan dari komunitas ini kadang lebih berat dibanding sanksi formal, membuat banyak pemain berpikir dua kali sebelum mengekspresikan diri berlebihan.
KEYWORD :Selebrasi Gol Mantan Pemain Fakta Unik Sepak Bola