
Ilustrasi - Kapan Puasa Ayyamul Bidh Juli 2025? Simak Jadwal hingga Keutamaannya (Foto: khats cassim)
Jakarta, Jurnas.com - Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan setiap pertengahan bulan Hijriah. Di bulan Muharram 1447 H, puasa ini jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 yang bertepatan dengan Selasa, Rabu, dan Kamis, yaitu tanggal 8, 9, dan 10 Juli 2025.
Penetapan tanggal tersebut mengacu pada kalender Hijriah Kementerian Agama RI yang menetapkan 1 Muharram 1447 H jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Maka, dengan menghitung 13 hari sejak awal bulan, didapatkan jadwal Ayyamul Bidh yang berada di pekan kedua bulan Juli.
Puasa ini tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga menjadi simbol pembersihan jiwa dan penyucian hati di awal tahun baru Islam. Bulan Muharram sendiri merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam yang dilipatgandakan nilai amalannya.
Muharam, Bulan Duka atau Bahagia?
Ayyamul Bidh berarti "hari-hari putih", yakni tanggal-tanggal ketika bulan berada dalam fase purnama dan cahayanya menerangi malam secara penuh. Keindahan malam yang terang ini menjadi simbol kesucian dan ketenangan, selaras dengan tujuan utama dari puasa yang dilakukan pada hari-hari tersebut.
Menurut sebuah riwayat, penamaan Ayyamul Bidh juga dikaitkan dengan kisah Nabi Adam AS yang diperintahkan Allah SWT untuk berpuasa tiga hari setiap bulan sebagai bentuk penyucian dan pemulihan. Setelah menjalankan puasa tersebut secara rutin, tubuh Nabi Adam yang semula terbakar sinar matahari kembali memutih, menjadi asal-usul nama “hari-hari putih”.
Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya puasa Ayyamul Bidh, bahkan saat beliau sedang dalam perjalanan sekalipun tetap menjalankannya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasai disebutkan bahwa Nabi SAW biasa berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, baik ketika bermukim maupun bepergian.
Selain itu, Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa tiga hari dalam setiap bulan seperti puasa sepanjang tahun.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengisyaratkan bahwa puasa Ayyamul Bidh memiliki nilai pahala yang sangat besar. Setiap satu hari puasa dinilai setara dengan sepuluh hari, sehingga tiga hari puasa tiap bulan sama dengan puasa sebulan penuh.
Keistimewaan lainnya disebutkan dalam hadits qudsi:
“Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan keutamaan sebesar itu, puasa Ayyamul Bidh menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT secara lebih pribadi dan mendalam. Karena itu, puasa ini termasuk dalam kategori sunnah muakkadah, yaitu amalan sunnah yang sangat ditekankan.
Agar puasa Ayyamul Bidh sah dan sempurna, niat menjadi bagian penting yang tidak boleh ditinggalkan. Niat puasa ini sebaiknya diucapkan sebelum fajar atau sebelum matahari tergelincir ke barat (zawal).
Berikut lafal niat puasa Ayyamul Bidh:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaytu shauma ayyâmil bîdl lillâhi ta’âlâ
Artinya: Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah Ta’ala.
Menjalankan puasa ini di bulan Muharram memiliki makna spiritual yang lebih kuat karena bertepatan dengan momentum pembukaan tahun baru Hijriah. Maka, puasa Ayyamul Bidh di bulan ini menjadi awal yang baik untuk memulai perjalanan spiritual sepanjang tahun.
Puasa ini juga menghadirkan manfaat kesehatan, terutama dalam proses detoksifikasi tubuh. Dengan mengistirahatkan sistem pencernaan, tubuh lebih efektif mengeluarkan racun dan meningkatkan metabolisme.
Di sisi lain, secara emosional, puasa membantu menstabilkan pikiran dan emosi. Ketika seseorang mampu menahan diri, ia pun dilatih untuk bersikap sabar, tenang, dan lebih fokus dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Selain manfaat jasmani dan rohani, puasa ini melatih kedisiplinan dan kesadaran diri. Menjalankannya secara konsisten setiap bulan membentuk karakter yang lebih tangguh secara spiritual.
Sebagai bagian dari sunnah Rasulullah SAW, puasa Ayyamul Bidh bukan hanya ritual ibadah, melainkan sarana untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT. Dalam kesederhanaannya, puasa ini menyimpan kekuatan besar untuk mentransformasi diri.
Dengan melaksanakan puasa Ayyamul Bidh pada 13–15 Muharram 1447 H, umat Islam dapat memanfaatkan momen suci ini untuk membuka lembaran baru yang lebih bersih dan penuh cahaya. Ini adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri pada Allah sekaligus merawat tubuh dan jiwa. (*)
Wallohu`alam
KEYWORD :Puasa Ayyamul Bidh Juli 2025 Bulan Muharram Amalan Muharram