
Manchester United menggunakan beberapa pendekatan saat mendekati Rasmus Hojlund (Foto: Goal)
Jakarta, Jurnas.com - Dalam dunia sepak bola modern, keberhasilan merekrut pemain bukan semata urusan uang atau nama besar klub. Di balik layar, para pemandu bakat dan direktur olahraga memainkan peran krusial dengan berbagai pendekatan halus yang kerap tidak terlihat publik.
Mereka bukan hanya mengamati permainan seorang pemain di lapangan, tetapi juga membangun relasi pribadi, menelusuri psikologi keluarga, bahkan menggunakan pengaruh legenda klub demi merebut hati sang calon bintang.
Salah satu trik yang paling sering digunakan adalah `operasi senyap` atau menghubungi keluarga atau agen jauh sebelum klub secara resmi mengajukan penawaran. Contohnya kisah transfer Jude Bellingham ke Real Madrid.
Meski Manchester City dan Liverpool siap menawar lebih tinggi, Madrid terlebih dulu membangun komunikasi erat dengan keluarga Bellingham, menawarkan proyek jangka panjang yang tidak semata soal uang, tapi soal warisan dan identitas klub. Hasilnya, sang gelandang muda memilih Santiago Bernabéu sebagai rumah barunya.
Pendekatan personal juga menjadi senjata penting. Pemandu bakat elit sering kali tidak datang sendiri, melainkan mengajak eks pemain terkenal sebagai daya pikat emosional. Barcelona, misalnya, pernah mengutus Xavi Hernández saat melakukan pendekatan ke pemain mendekati incaran.
Dalam kasus lain, seperti yang dialami Arsenal saat memburu Gabriel Martinelli, klub mengundang pemain muda Brasil itu datang berkunjung ke London Colney, bahkan sebelum ia dikenal luas.
Di sana, Martinelli diperlakukan layaknya anggota keluarga. Dia makan bersama staf pelatih, diajak tur ke stadion, dan diberi perhatian penuh selama beberapa hari.
Pengalaman ini kemudian menjadi faktor emosional yang melekat, dan akhirnya memudahkan Arsenal mengamankan jasanya dari klub Brasil dengan harga yang relatif murah.
Trik yang lebih canggih terjadi di Bundesliga. Klub-klub seperti RB Leipzig dan Borussia Dortmund dikenal sangat jeli dalam menyusun roadmap perkembangan pemain.
Mereka tidak sekadar menawarkan kontrak, tetapi mengajukan rencana detail soal posisi, menit bermain, target statistik, hingga kemungkinan dijual ke klub yang lebih besar di masa depan.
Strategi ini menjadi daya tarik bagi para pemain muda dan agennya karena memberi rasa aman bahwa masa depan karier mereka tidak akan mandek.
Tidak sedikit juga pemandu bakat yang memanfaatkan teknologi dan media sosial dalam membentuk persepsi positif. Di antaranya menyebarkan cuplikan video pemain di Instagram dan TikTok untuk meningkatkan eksposur, lalu datang menawarkan klub sebagai tempat terbaik untuk naik kelas.
Dalam kasus Rasmus Højlund, laporan menyebut bahwa Manchester United telah menggunakan kombinasi scouting langsung dan analitik data selama berbulan-bulan sebelum akhirnya merekrutnya dari Atalanta.
Namun, perlu dicatat bahwa semua trik ini tetap harus dijalankan dalam batas etika. FIFA dan UEFA melarang pendekatan langsung kepada pemain di bawah umur tanpa izin resmi dari klubnya.
Tetapi seperti yang banyak pengamat sepak bola tahu, batas itu kadang samar ketika yang dimainkan adalah komunikasi lewat pihak ketiga, baik keluarga, pelatih lama, hingga mantan pemain idola.
KEYWORD :Trik Pemandu Bakat Strategi Transfer Fakta Unik Sepak Bola