Senin, 07/07/2025 02:12 WIB

5 Pemain Ini Sukses Bintangi Klub, tapi Ampas di Timnas

Membela tim nasional menjadi impian bagi setiap pemain. Namun, tidak semua pemain mampu mereplikasi performa gemilangnya di klub ke panggung internasional.

Penyerang Bayern Munich, Harry Kane (Foto: Goal)

Jakarta, Jurnas.com - Membela tim nasional menjadi impian bagi setiap pemain. Namun, tidak semua pemain mampu mereplikasi performa gemilangnya di klub ke panggung internasional.

Perbedaan sistem permainan, tekanan dari publik, hingga dinamika ruang ganti sering menjadi penghalang tersembunyi yang merusak performa pemain.

Ada nama-nama besar yang begitu memukau di level klub, mencetak gol, mengangkat trofi, dan menjadi pahlawan para pendukung. Tapi saat mengenakan kostum tim nasional, mereka seolah kehilangan sihirnya.

Berikut ini lima pemain yang sukses jadi bintang di klub tapi redup di tim nasional:

1. Eden Hazard

Saat masih memperkuat Chelsea, Eden Hazard dikenal sebagai mesin kemenangan. Dia meborong dua gelar Liga Premier, dua gelar Liga Europa, dan PFA Player of the Year.

John Obi Mikel bahkan menyebutnya pemain terbaik secara teknis yang pernah ditemui, meski sempat dikeluhkan karena kurang semangat berlatih. Tak heran, dua hal ini menghambat potensi penuhnya.

Ketika membela timnas Belgia, penampilan Hazard tidak konsisten. Cedera berkepanjangan dan gaya bermain yang lebih pragmatis di level internasional membuat Hazard tak mampu memaksimalkan performanya.

2. Harry Kane

Harry Kane adalah pencetak gol ulung di Tottenham dan Bayern Munich. Dia menyajikan sekitar 44 gol di musim debutnya bersama Bayern, angka spektakuler untuk pemain debutan.

Namun, performanya di tim nasional Inggris beberapa kali mendapatkan kritik. Dia kerap dinilai tidak mampu tampil maksimal di turnamen besar, dan media menyebutnya kurang tajam saat pressing atau menghadapi taktik tanding tinggi di level internasional.

3. Ousmane Dembélé

Dari sisi klub, prestasi Dembélé tampak suram saat di Barcelona dengan cedera dan inkonsistensi. Namun di Paris Saint-Germain, ia tiba-tiba bersinar, ditunjang 17 gol dalam waktu dua bulan pada awal 2025 dan pujian dari pelatih Luis Enrique.

Tapi, lain di timnas Prancis. Dembélé justru kesulitan memanfaatkan kecepatan dan kreativitasnya, sering digunakan sebagai pelapis dan tidak mampu konsisten mencetak gol atau berdampak besar di turnamen besar. Begitu kembali ke klub barunya, performanya langsung naik drastis.

4. Pedro

Pedro Rodriguez menulis kocek yang menggiurkan saat membela Barcelona, dengan raihan Liga Champions, Piala Dunia, dan Copa del Rey. Gaya mainnya cepat dan cerdas, dikenal fleksibel dalam menyerang dan mencetak gol penting.

Namun di timnas Spanyol, Pedro bukan pilihan utama setelah era Keita dan Silva. Doa sering berada di bayang-bayang generasi baru, jarang menjadi pemain kunci. Padahal di klub, ia secara rutin menyumbang gol dan assist—kontradiksi yang mencuatkan tema `ampas di timnas`.

5. Steve Archibald

Nama besar Steve Archibald menempel kuat di Tottenham dan Barcelona. Dia tampil konsisten sampai dipercaya mencetak banyak gol sejak era 1980-an.

Tapi performanya untuk timnas Skotlandia terbilang biasa saja. Dengan hanya 27 caps dan empat gol dalam kurun 6 tahun, performanya tidak sebanding reputasinya di level klub.

Archibald kalah bersinar saat mengenakan seragam nasional, menjadi catatan bahwa statistik domestik tidak selalu menjamin kesuksesan saat berkostum negara.

KEYWORD :

Bintang Klub Fakta Unik Sepak Bola Harry Kane Eden Hazard




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :