Senin, 07/07/2025 02:17 WIB

Menperin Optimistis Kontribusi IKM Percepat Dekarbonisasi di Industri

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang optimistis kontribusi industri kecil dan menengah (IKM) bisa menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Ist/Humas Kemenperin)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang optimistis kontribusi industri kecil dan menengah (IKM) bisa menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Hal ini tercermin dari jumlah IKM yang mencapai 4,52 juta unit usaha atau berkontribusi sebesar 99,7 persen dari total keseluruhan industri di Indonesia.

"Selain itu, sektor IKM telah menyerap tenaga kerja hingga 13 juta orang, atau setara 65,5 persen dari total keseluruhan tenaga kerja di sektor industri nasional," kata Menperin dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (6/7).

Menurut Menperin, potensi besar tersebut menjadi landasan yang kuat bagi pemerintah untuk terus memperkuat ekosistem IKM agar semakin tangguh, berdaya saing, bahkan adaptif terhadap berbagai perubahan, termasuk kebijakan transisi menuju industri hijau.

"Oleh karenanya, Kementerian Perindustrian turut mendorong sektor IKM tidak hanya sebagai motor penggerak ekonomi daerah dan pencipta lapangan kerja, tetapi juga sebagai pelaku utama dalam upaya akselerasi kebijakan dekarbonisasi sektor industri di tanah air," ujar Agus.

Menperin menambahkan, langkah dekarbonisasi industri ini menjadi bagian penting dari komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, sekaligus mewujudkan pembangunan industri nasional yang lebih berkelanjutan.

"Kami optimistis IKM Indonesia akan terus tumbuh sebagai pilar ekonomi rakyat yang produktif, inovatif, dan turut berkontribusi pada agenda global dalam mitigasi perubahan iklim," kata dia.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menyampaikan, transformasi menuju industri rendah karbon bukan hanya tanggung jawab industri skala besar saja, namun juga menjadi peluang strategis bagi para pelaku IKM di dalam negeri.

Direktorat Jenderal IKMA secara aktif menginisiasi dan memperkuat kebijakan dekarbonisasi pada sektor IKM. Upaya ini dilakukan melalui pendekatan green transition, yakni penerapan prinsip industri hijau dan ekonomi sirkular yang inklusif dan berkelanjutan.

Kemenperin telah menargetkan percepatan dekarbonisasi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2050, lebih cepat dari target NZE nasional yang ditetapkan pada 2060.

"Semakin banyak pelaku IKM yang mulai sadar dan memiliki wawasan atas isu dekarbonisasi. Hal ini kami jadikan sebagai topik utama dalam berbagai program pengembangan yang kami laksanakan, untuk memastikan IKM tidak tertinggal dalam arus perubahan menuju ekonomi hijau," ujar Reni.

Reni menambahkan, IKM merupakan bagian penting dari sistem produksi nasional yang turut berkontribusi terhadap emisi karbon, terutama karena penggunaan energi yang cukup tinggi dalam proses produksinya.

Oleh sebab itu, Ditjen IKMA mendorong pelaku usaha untuk lebih cermat dalam memilih bahan baku yang ramah lingkungan, menggunakan energi secara efisien, serta menerapkan teknologi tepat guna dalam proses produksi guna meminimalkan limbah. Dengan langkah tersebut, pengelolaan limbah (waste treatment) dapat dilakukan lebih sederhana dan tidak memerlukan biaya yang besar.

"Dalam upaya dekarbonisasi industri, kami mendorong pelaku IKM untuk menerapkan prinsip industri hijau melalui efisiensi energi, serta mengadopsi ekonomi sirkular dengan konsep reuse dan recycle," dia menambahkan.

KEYWORD :

Menperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Sektor IKM Ditjen IKMA




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :