Minggu, 06/07/2025 22:28 WIB

Mengapa Husein, Cucu Rasulullah, Tidak Mendapat Kain Kafan dari Surga?

Di balik kemuliaan cucu-cucu Rasulullah ﷺ, tersimpan kisah menggetarkan hati tentang Husein bin Ali. Meski menjadi salah satu orang paling dicintai Nabi, Husein justru tidak mendapatkan kain kafan dari surga yang dibawa Malaikat Jibril

Ilustrasi Kisah Husein Cucu Rasulullah Yang Tidak Mendapatkan Kain Kafan Dari Surga Oleh Malaikat Jibril (Foto: Cahaya Islam)

Jakarta, Jurnas.com - Di balik kemuliaan cucu-cucu Rasulullah ﷺ, tersimpan kisah menggetarkan hati tentang Husein bin Ali. Meski menjadi salah satu orang paling dicintai Nabi, Husein justru tidak mendapatkan kain kafan dari surga yang dibawa Malaikat Jibril—berbeda dengan sang kakak, Hasan, ayahnya Ali bin Abi Thalib, ibunya Fatimah Az-Zahrah, neneknya sendiri Sayyidah Khadijah Alqubra, serta kakeknya sendiri, Rasulullah ﷺ.

Menurut buku “Mulut yang Terkunci: 50 Kisah Haru Para Sahabat Nabi” karya Siti Nur Laila, seperti dihimpun channel Amirul Mukminin, kain kafan surgawi ini adalah anugerah istimewa untuk orang-orang terdekat Nabi yang wafat dalam kondisi damai. Husein? Ia gugur di medan Karbala dalam kondisi paling tragis sebagai syuhada agung Islam.

Perjalanan Husein Menuju Syahid

Husein adalah putra bungsu dari pasangan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahrah, serta adik dari Hasan bin Ali. Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, penderitaan demi penderitaan menyelimuti hidup Husein. Ia menyaksikan kepergian ibunya karena sakit, ayahnya yang dibunuh saat sholat Subuh, dan kakaknya yang diracun. Husein kehilangan seluruh tiang kehidupannya, namun tetap teguh dalam keimanan.

Ketika Yazid bin Muawiyah naik tahta sebagai khalifah dengan warisan ayahnya, Muawiyah bin Abu Sufyan, umat Islam resah. Yazid dikenal sebagai peminum khamar dan sosok yang korup. Husein menolak berbaiat kepadanya karena bertentangan dengan prinsip keadilan Islam.

Janji Palsu dari Kufah

Di tengah situasi genting, Husein menerima ribuan surat dari warga Kufah yang mengajak dirinya datang dan menjadi pemimpin umat. Ia lalu mengutus sepupunya, Muslim bin Aqil, untuk menilai situasi atau `cek ombak`. Awalnya, dukungan membanjir. Namun saat kekuasaan menekan, Muslim dibunuh secara tragis bersama Hani bin Urwah.

Meski tahu situasi memburuk, Husein memutuskan tetap melanjutkan perjalanan ke Kufah. Ia berkata, “Apa artinya hidup setelah mereka semua mati?”—kalimat yang mencerminkan tekadnya mempertahankan kebenaran meski harus bertaruh nyawa.

Tragedi Karbala: 72 Melawan Ribuan

Pada 2 Muharram 61 H, Husein dan rombongannya tiba di Karbala. Rombongannya kecil: 72 orang, terdiri dari keluarga dan sahabat setia. Mereka dikepung ribuan pasukan Ubaidillah bin Ziyad atas perintah Yazid.

Puncaknya terjadi pada 10 Muharram, hari Asyura. Husein dan para pengikutnya diserang habis-habisan. Ia luka parah, kehausan, dan dikepung saat mencoba mencapai sungai. Akhirnya, ia dibunuh secara brutal. Kepalanya dipenggal dan dibawa ke hadapan penguasa.

Mengapa Husein Tak Mendapatkan Kain Kafan dari Surga?

Sejarawan dan ulama menjelaskan bahwa karena Husein wafat sebagai syuhada di medan jihad fi sabilillah, jenazahnya tidak perlu dimandikan, disolatkan, atau dikafani. Ia dikubur dalam pakaian yang ia kenakan saat berperang.

Kematian syahid itulah yang menjadi alasan mengapa ia tidak mendapat kain kafan surgawi seperti keluarganya yang wafat dalam damai. Sebuah kehormatan yang berbeda: bukan kain kafan dari langit, melainkan kemuliaan syahid yang abadi.

Husein dalam Doa Rasulullah ﷺ

Nabi Muhammad ﷺ pernah mendoakan kedua cucunya: “Sesungguhnya Hasan dan Husein adalah pemuda penghuni surga.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ia juga bersabda, “Jika kalian ingin melihat seorang syahid, lihatlah Husein.”

Dan benar, Husein meninggal sebagai syahid dalam perjuangan menegakkan keadilan dan menolak tirani.

Warisan Abadi Husein, Cucu Rasulullah: Simbol Keadilan dan Keteguhan

Kisah Husein bukan sekadar catatan sejarah. Ia adalah simbol perjuangan melawan kezaliman. Kisahnya terus hidup dalam hati jutaan umat Islam di seluruh dunia—terutama di setiap peringatan Asyura.

Ia mungkin tidak mendapat kain kafan surgawi seperti yang lainnya, tetapi ia mendapat sesuatu yang lebih tinggi: tempat mulia di sisi Allah sebagai syuhada. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Husein bin Ali Cucu Rasulullah Nabi Muhammad Rasulullah SAW 10 Muharram Asyura




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :