Minggu, 06/07/2025 16:11 WIB

Benarkah Jari Tangan Bisa Tunjukkan Gairah Seksual?

Benarkah panjang jari bisa prediksi gairah seksual? Studi terbaru dari Jepang ungkap hubungan tak terduga antara jari tangan dan perilaku seksual.

Ilustrasi jari tangan (Foto: Pexels/Kevin Malik)

Jakarta, Jurnas.com - Benarkah panjang jari bisa prediksi gairah seksual? Studi terbaru dari Jepang ungkap hubungan tak terduga antara jari tangan dan perilaku seksual.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Okayama University menemukan bahwa rasio panjang jari telunjuk dan jari manis – dikenal sebagai rasio 2D:4D – berkaitan erat dengan perilaku seksual pada tikus jantan. Temuan ini membuka pintu pada pemahaman baru tentang bagaimana hormon sejak dalam kandungan dapat memengaruhi perilaku seksual di masa dewasa.

Apa Itu Rasio 2D:4D dan Mengapa Penting?

Rasio 2D:4D mengukur perbandingan panjang jari telunjuk (digit ke-2) dan jari manis (digit ke-4). Jika jari manis Anda lebih panjang dari telunjuk, berarti Anda memiliki rasio rendah – tanda bahwa Anda kemungkinan terpapar lebih banyak testosteron dalam rahim. Sebaliknya, rasio tinggi mengindikasikan pengaruh estrogen yang lebih dominan.

Rasio ini bukan hal baru dalam dunia sains. Sebelumnya, telah dikaitkan dengan beragam sifat seperti kemampuan atletik, agresivitas, minat karier, hingga orientasi seksual. Namun, masih sedikit penelitian yang menghubungkan rasio ini langsung dengan perilaku seksual – baik pada manusia maupun hewan. Inilah celah yang coba diisi oleh tim peneliti Jepang tersebut.

Tikus Jantan dengan Jari Lebih Pendek, Lebih Aktif Secara Seksual

Dalam studi yang dipublikasikan di Experimental Animals, tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Hirotaka Sakamoto dan Dr. Himeka Hayashi mengukur rasio jari pada tikus jantan. Mereka menemukan bahwa tikus dengan rasio 2D:4D yang lebih rendah (jari telunjuk lebih pendek dari jari manis) memiliki aktivitas seksual yang lebih tinggi.

Tikus-tikus ini tidak hanya lebih sering mengalami ejakulasi dalam percobaan, tetapi juga menunjukkan respon seksual lebih cepat dan fungsi ereksi yang lebih kuat. Mereka bahkan menunjukkan preferensi bau seksual yang lebih jelas – menghabiskan lebih banyak waktu di dekat tempat tidur yang diberi aroma betina dibandingkan jantan.

Petunjuk dari Jari: Cerminan Otak Sejak Dalam Kandungan

Peneliti menyimpulkan bahwa panjang jari tampaknya mencerminkan cara otak terbentuk di bawah pengaruh hormon selama masa janin. Artinya, jari bisa menjadi petunjuk luar dari “pengkabelan” otak yang lebih dalam – yang mungkin berkaitan dengan dorongan seksual, orientasi, bahkan kecenderungan emosional.

Rasio 2D:4D bukan hanya soal fisik,” jelas Prof. Sakamoto. “Ini bisa menjadi biomarker biologis yang memberikan wawasan tentang kecenderungan perilaku yang terbentuk sejak dini.”

Apakah Berlaku pada Manusia? Belum Tentu, Tapi Menarik untuk Diteliti

Meskipun hasilnya menarik, para peneliti mengingatkan bahwa tikus bukan manusia. Seksualitas manusia jauh lebih kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor sosial, budaya, dan psikologis. Selain itu, studi ini hanya mengamati tikus jantan – penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk melihat apakah temuan serupa juga berlaku pada betina.

Yang jelas, penelitian ini memberi dasar kuat untuk eksplorasi lebih lanjut. Termasuk dalam konteks kesehatan mental, gangguan perkembangan, hingga pemahaman tentang perbedaan biologis antara jenis kelamin.

Meski belum bisa dijadikan alat prediksi individu, rasio 2D:4D menawarkan potensi besar sebagai indikator awal dari pola perilaku. Bukan sebagai "ramalan", melainkan sebagai pintu masuk untuk memahami bagaimana tubuh dan otak kita saling terhubung – bahkan sejak sebelum kita dilahirkan. (*)

Sumber: Earth

KEYWORD :

Rasio 2D:4D jari tangan seksualitas hormon prenatal studi seksual digit ratio manusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :