
Ilustrasi Forest Bathing Virtual Bisa Kurangi Stres dan Perbaiki Mood (Foto: Pexels/Eugene Capon)
Jakarta, Jurnas.com - Stres kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di kehidupan modern. Sayangnya, tak semua orang punya waktu atau kesempatan untuk keluar rumah dan menikmati alam. Di tengah pertumbuhan kota yang makin padat, akses ke ruang hijau makin terbatas—dan teknologi pun mulai menawarkan alternatif.
Di Jepang, teknik mengurangi stres lewat alam dikenal sebagai forest bathing atau Shinrin Yoku. Artinya sederhana: berada di tengah hutan tanpa distraksi, tanpa ponsel—hanya menikmati alam secara penuh.
Tapi, bisakah manfaat forest bathing tetap dirasakan jika dilakukan lewat layar? Simak jawaban lengkapnya dalam ulasan berikut ini yang dikutip dari laman Earth.
Membangun Hutan Virtual
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti membuat simulasi hutan yang sangat realistis menggunakan video 360 derajat dari cagar alam Sonnenberg—hutan Douglas fir terbesar di Eropa. Mereka tak hanya merekam gambar, tapi juga menangkap suara alami seperti angin dan kicauan burung. Bahkan, aroma minyak esensial Douglas fir juga disertakan agar pengalaman terasa menyeluruh.
Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama mendapatkan pengalaman lengkap: memakai headset VR, melihat video hutan, mendengar suara alam, dan mencium aroma khas hutan. Kelompok lainnya hanya mengalami satu indera saja—entah visual tanpa suara, hanya suara, atau hanya aroma.
Peneliti juga memastikan elemen visual dalam versi satu indera dibuat sesederhana mungkin agar tidak memengaruhi hasil.
Efek Positif pada Mood dan Stres
Sebelum masuk ke hutan virtual, peserta terlebih dulu diperlihatkan gambar-gambar yang memicu stres. Setelah itu, mereka mengikuti sesi forest bathing versi digital.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mengalami pengalaman multisensori (visual, suara, dan aroma sekaligus) merasakan peningkatan mood yang paling signifikan, serta merasa lebih terhubung dengan alam. Versi satu indera juga memberikan dampak positif, meski tidak sebesar pengalaman penuh. Beberapa peserta bahkan menunjukkan perbaikan dalam memori kerja jangka pendek.
Namun, peneliti mengingatkan bahwa hasil ini belum tentu berlaku untuk semua orang dan masih perlu studi lanjutan.
“Kita sudah bisa menyimpulkan bahwa pengalaman alam digital bisa memberikan efek emosional—meski tidak bisa menggantikan alam asli,” ujar Leonie Ascone, peneliti dari University Medical Center Hamburg-Eppendorf.
Potensi Penggunaan di Kehidupan Sehari-hari
Simone Kühn, direktur Center for Environmental Neuroscience di Max Planck Institute for Human Development, mengatakan bahwa VR alam bisa sangat berguna di tempat-tempat yang minim akses ke alam nyata, seperti klinik, ruang tunggu, atau lingkungan perkotaan padat.
“Gambar, suara, dan aroma dari alam punya potensi besar yang selama ini kurang dimanfaatkan untuk memperbaiki suasana hati dan performa mental sehari-hari,” katanya.
Penelitian ini juga mendukung temuan sebelumnya yang menyebut bahwa video alam bisa membantu mengurangi rasa sakit. Ke depan, hutan virtual bisa menjadi alat bantu di rumah sakit, kantor, atau ruang publik untuk mengurangi stres.
Alam, Meski Lewat Layar, Tetap Berdampak
Inti dari studi ini jelas: pengalaman alam, meskipun virtual, tetap berdampak positif pada manusia. Walau tidak bisa sepenuhnya menggantikan interaksi langsung dengan alam, forest bathing virtual bisa menjadi alternatif berharga bagi mereka yang tak bisa keluar rumah—baik karena keterbatasan fisik, pekerjaan, atau lingkungan tempat tinggal.
Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Environmental Psychology. (*)
KEYWORD :Forest Bathing Virtual Mandi hutan kesehatan mental Shinrin Yoku