
Ilustrasi sedang tidur ( Foto : SehatQ)
Jakarta, Jurnas.com - Sebuah studi besar yang berlangsung selama setahun dan melibatkan hampir 20.000 orang dewasa menemukan hubungan kuat antara waktu tidur yang lebih awal dan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi keesokan harinya.
Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Josh Leota dari Monash University, bersama kolaborator dari Australia, AS, Swiss, dan Inggris. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang rutin tertidur sekitar pukul 21.00 mencatat waktu aktivitas fisik yang lebih tinggi—sekitar 30 menit gerak aktif lebih banyak dibanding mereka yang tidur sekitar pukul 01.00 dini hari.
Mengapa Waktu Tidur Itu Penting
Selain tidur lebih awal, peserta yang menjaga total durasi tidur sambil memajukan waktu tidurnya juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivitas fisik intensitas sedang hingga tinggi (MVPA). Rata-rata, mereka mencatat 15 menit lebih banyak aktivitas fisik dibandingkan mereka yang tidur pukul 23.00.
Penting dicatat bahwa 30 menit aktivitas per hari sudah cukup untuk memenuhi anjuran kesehatan global—150 menit per minggu aktivitas intensitas sedang. Jadi, perubahan kecil dalam waktu tidur bisa memberikan dampak besar pada pencapaian target kebugaran.
Dampak Chronotype dan Jetlag Sosial
Preferensi tidur malam atau pagi—dikenal sebagai chronotype—bukan sekadar kebiasaan. Studi menunjukkan bahwa evening chronotype cenderung memiliki gaya hidup lebih sedentari dan skor risiko kardiovaskular lebih tinggi dalam 10 tahun.
Studi lain pada mahasiswa menunjukkan bahwa perbedaan dua jam atau lebih antara waktu tidur di hari kerja dan akhir pekan (social jetlag) dikaitkan dengan lebih rendahnya pencapaian rekomendasi aktivitas fisik aerobik maupun kekuatan.
“Ritme kerja 9–5 bisa berbenturan dengan pola tidur alami orang-orang bertipe malam, yang berdampak pada kualitas tidur, kantuk di siang hari, dan rendahnya motivasi berolahraga,” kata Dr. Leota.
Data dari Perangkat Wearable: WHOOP dan Fitbit
Penelitian ini menggunakan data dari sensor wearable WHOOP, yang mencatat detak jantung, gerakan, dan suhu kulit secara real-time. Untuk memastikan keakuratan temuan, para peneliti juga menganalisis data dari hampir 6.000 pengguna Fitbit yang berpartisipasi dalam program All of Us Research di AS. Hasilnya tetap konsisten di berbagai kelompok usia, jenis kelamin, dan latar belakang etnis.
Jangan Olahraga Berat Menjelang Tidur
Menambahkan aktivitas fisik terlalu larut malam justru bisa berdampak negatif. Analisis data dari 15.000 pengguna pelacak kebugaran menemukan bahwa olahraga berat dalam 4 jam sebelum tidur dapat menunda waktu tertidur hingga 80 menit dan mengurangi total durasi tidur.
Sebaliknya, tidur lebih awal sekitar 30 menit—tanpa mengurangi total waktu tidur—dapat memberikan dorongan signifikan terhadap aktivitas fisik di hari berikutnya.
Tidur Lebih Awal Bisa Jadi Kunci Hidup Lebih Sehat
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa melampaui 300 menit aktivitas sedang per minggu dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap penyakit jantung, depresi, dan beberapa jenis kanker. Jika tidur lebih awal bisa membantu mencapai itu, maka ini adalah kebiasaan kecil dengan manfaat besar.
“Penemuan kami konsisten di berbagai populasi. Jika Anda bisa tidur lebih awal tanpa mengorbankan durasi tidur, kemungkinan besar Anda akan lebih aktif secara fisik keesokan harinya,” ujar Dr. Elise Facer‑Childs, penulis senior studi ini.
Hanya dengan memajukan waktu tidur 30 menit saja, tubuh Anda bisa bergerak lebih banyak dan lebih bugar keesokan harinya. Perubahan kecil yang mudah dilakukan, tapi berdampak besar untuk kesehatan jangka panjang. (*)
Sumber: Earth
KEYWORD :Tidur lebih awal manfaat tidur cepat pola tidur sehat tidur dan kesehatan