Jum'at, 04/07/2025 21:57 WIB

8 Kuliner Khas Muharram di Indonesia

Ragam kuliner ini di antaranya ialah disajikan sebagai bentuk syukur atas keselamatan, solidaritas sosial, hingga mengenang peristiwa tragedi Karbala

Ilustrasi sedang memasak bubur Asyura (Foto: RRI)

Jakarta, Jurnas.com - Bulan Muharram bukan hanya penanda awal tahun baru Islam, tapi juga momen reflektif yang kaya makna spiritual. Di berbagai daerah Indonesia, masyarakat memperingatinya dengan beragam kuliner tradisional.

Ragam kuliner tersebut di antaranya ialah disajikan sebagai bentuk syukur atas keselamatan, solidaritas sosial, hingga mengenang peristiwa tragedi Karbala pada 10 Muharram (Asyura), ketika cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali, wafat di padang Karbala.

Berikut delapan kuliner khas Muharram yang hidup dalam tradisi masyarakat Indonesia, yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Bubur Suro 

Beras santan dimasak dengan sayuran dan lauk sederhana. Masyarakat Jawa dan Madura membuatnya di awal Muharram sebagai bentuk syukur atas keselamatan, terinspirasi dari kisah Nabi Nuh AS. Disajikan secara massal dan dibagikan kepada tetangga.

2. Tajin Sorah 

Versi Madura dari bubur Suro, disajikan dengan topping meriah: suwiran ayam, telur dadar, kacang, dan kuah kental. Khasnya: tradisi "ter-ater" (saling antar) yang menguatkan silaturahmi antarwarga.

3. Bubur Asyura / Kanji Asyura 

Dibuat dari campuran puluhan bahan seperti biji-bijian, sayur, rempah, dan santan. Di Banjar, bahkan terdiri dari 41 bahan. Biasanya dimasak bersama oleh warga dan dibagikan ke masyarakat pada atau menjelang 10 Muharram sebagai bentuk solidaritas sosial.

4. Bubur Parang 

Tradisi unik di Desa Namalean, Maluku. Bubur ini dibuat khusus oleh para perempuan dan dibagikan setelah pembacaan doa Asyura. Dikenal sebagai simbol duka mengenang wafatnya Sayyidina Husain di Karbala.

5. Tumpeng Muharram 

Tumpeng nasi kuning atau putih sering diarak atau dibagikan saat peringatan 1 dan 10 Muharram. Hadir dalam acara seperti: Kirab 1.000 Tumpeng (Magelang); Pawai Tumpeng Massal (Kediri); Doa Bersama & Sedekah Tumpeng (Bojonegoro). 

Bentuk kerucutnya melambangkan penghambaan, lauknya simbol rezeki dan harapan baik di tahun baru Islam.

6. Apem Muharram 

Kue dari tepung beras, santan, dan gula merah. Dibagikan dalam acara syukuran awal Muharram. Dalam tradisi Jawa, apem bermakna "maaf" atau permohonan ampun dan sering hadir dalam ritual doa bersama.

7. Ambengan Muharram 

Di beberapa wilayah Bantul dan sekitarnya, masyarakat mengadakan ambengan—makan bersama dari satu bakul besar. Digelar pada 10 Muharram, sering dirangkai dengan santunan anak yatim dan pengajian malam Asyura.

8. Bubur Asyura Penyengat 

Tradisi di Pulau Penyengat: bubur berisi aneka biji-bijian dan daging dimasak sambil dibacakan doa barzanji. Disajikan kepada jamaah setelah acara zikir menjelang 10 Muharram. (*)

KEYWORD :

Kuliner Makanan Khas Bulan Muharram Asyura Makanan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :