
Rapat Koordinasi Rencana Aksi Nasional Pemajuan Kebudayaan (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) meminta penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemajuan Kebudayaan melibatkan lintas sektor.
Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK, Warsito, mengatakan kebudayaan bukan sekadar ornamen pembangunan, melainkan jiwa yang menuntun arah pembangunan bangsa.
"Kebudayaan adalah kekuatan transformatif. Bukan hanya tentang masa lalu, tetapi tentang membentuk manusia Indonesia yang berkarakter, unggul, dan berdaya saing global," ujar Warsito dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat (4/7).
Deputi Warsito mengatakan bahwa RAN-PK harus menjadi peta jalan konkret untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045. RAN-PK 2025–2029 akan menjadi dokumen operasional yang merinci arah kebijakan sektoral dan lintas sektoral, integrasi program kebudayaan di seluruh kementerian/lembaga, target capaian yang terukur, hingga mekanisme pelaksanaan dan indikator keberhasilan.
Warsito sekaligus menekankan bahwa RAN-PK bukan sekadar dokumen teknokratik, melainkan bentuk nyata dari komitmen kolektif lintas sektor.
"Kita ingin memastikan bahwa seluruh kementerian dan lembaga punya komitmen konkret. RAN-PK adalah kerja bersama dan menjadi warisan kebijakan untuk generasi mendatang," ujar dia.
Warsito menyoroti tiga poin penting yang harus menjadi perhatian bersama. Pertama, sinergi lintas sektor sejak tahap perencanaan. Kedua, komitmen konkret dalam bentuk program dan indikator kinerja.
Adapun poin penting ketiga, yakni keberpihakan anggaran yang mencerminkan posisi strategis kebudayaan sejajar dengan sektor pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia.
KEYWORD :Kemenko PMK Rencana Aksi Nasional Pemajuan Kebudayaan