
Jumpa pers Forestra 2025 di Orchid Forest Cikole. (Foto: Jurnas/Ira).
Bandung, Jurnas.com- Untuk keempat kalinya, Forestra, festival musik orkestra di tengah hutan, kembali digelar di Orchid Forest Cikole, Lembang Bandung. Forestra 2025 hadirkan deretan musisi dan grup band diantaranya, Reza Artamevia, Sal Priadi, The SIGIT, Voice of Baceprot (VOB), Bernadya, Iksan Skuter, The Panturas, Oomleo Berkaraoke, Ensemble Tikoro, Raja Kirik, dan Erwin Gutawa Orchestra.
Digagas sejak 2019, Forestra semakin matang dengan kolaborasi apik antara musisi ternama, pesan lingkungan yang kuat, serta konsep panggung unik tanpa menebang satu pohon pun.
Disampaikan Barry Akbar, founder Forestra, ide ini muncul pada 2018 dan akhirnya terealisasi pertama kali pada 2019. "Misi dan visinya sederhana: bikin orkestra di tengah hutan. Ide ini saya bawa ke Mas Erwin (Gutawa) dan Jay (Subiakto). Sekali-kali membawa orkestra ke hutan," ujarnya di Lembang, Bandung, Rabu (2/7/2025).
Ia mengungkapkan, banyak festival musik dengan lineup serupa, tetapi yang membedakan Forestra adalah panggung alami di tengah hutan. "Di situlah uniknya Forestra, satu-satunya panggung di tengah hutan," tegas Barry.
Erwin Gutawa, Music Director Forestra, mengatakan, ketertarikannya pada ide Barry. "Karena orkestra biasanya konsepnya indoor, ketika dibawa ke hutan, jadi lain dan sangat menarik. Ini menawarkan sensasi bermusik yang berbeda," kata Erwin Gutawa.
Erwin juga menekankan pentingnya kolaborasi multi-genre. "Kita harus multi-genre, menampilkan musisi berkarakter dan punya statement bermusik. Saya paling suka berkolaborasi dan mendapatkan energi dari semua yang tampil," ungkapnya.
Jay Subiakto, Creative Director Forestra, memastikan bahwa konser ini 100% ramah lingkungan. "Tidak ada satu batang pohon pun yang ditebang. Saya sendiri yang memilih area ini sebagai hutan produktif. Tempat ini landai, terasering seperti concert hall, dengan hutan di dua arah," jelasnya.
Ia juga menggunakan teknologi video mapping yang diproyeksikan langsung ke pohon-pohon, menciptakan pertunjukan visual yang spektakuler.
"Pertunjukan harus punya statement, bukan sekadar tampil. Motto kami jelas: tidak ada satu pohon pun yang ditebang, tapi tambang harus tumbang," tegas Jay.
Forestra 2025 berkolaborasi dengan Greenpeace Indonesia untuk mendukung kampanye pencegahan kebakaran hutan. Selain itu, Barry Akbar mengumumkan bahwa sebagian hasil acara akan disumbangkan untuk pemasangan solar panel di Pulau Pari, yang terdampak banjir dan membutuhkan pompa air.
"Pesan kami jelas: jaga lingkungan. Kami juga mengajak penonton turut serta dalam gerakan ini," ujar Barry.
Forestra 2025 menghadirkan deretan musisi dan grup musik ternama, antara lain: Reza Artamevia, Sal Priadi, The SIGIT, Voice of Baceprot (VOB), Bernadya, Iksan Skuter, The Panturas, Oomleo Berkaraoke, Ensemble Tikoro, Raja Kirik, dan Erwin Gutawa Orchestra.
Rekti Yuwono (The SIGIT) menyebut Forestra sebagai ajang belajar. Sementara Voice of Baceprot mengaku antusias meski sempat ragu. "Kami pernah dua kali kolaborasi dengan Om Erwin, tapi ini pertama kalinya di hutan. Sempat khawatir disuruh baca partitur, tapi ternyata dibebaskan," kata grup band asal Garut ini disambut tawa.
KEYWORD :
Greenpeace Forestra 2025 Reza Artamevia