
Ilustrasi tampil keren (Foto: WIkikamus)
Jakarta, Jurnas.com - Apa sebenarnya yang membuat seseorang terlihat keren atau cool? Meskipun terkesan abstrak dan subjektif, riset terbaru justru menemukan pola kepribadian yang konsisten dijadikan tolok ukur “kekerenan” oleh orang-orang dari berbagai budaya.
Penelitian ini dipimpin oleh Todd Pezzuti (Universidad Adolfo Ibáñez) dan Caleb Warren (University of Arizona), melibatkan hampir 6.000 responden dari 12 negara berbeda, termasuk AS, Jerman, China, Meksiko, Nigeria, dan Korea Selatan. Hasilnya: definisi “cool” ternyata jauh lebih universal daripada yang diduga.
6 Sifat Utama Orang "Cool" atau Keren
Partisipan diminta membayangkan seseorang yang mereka anggap “cool”, “tidak cool”, “baik”, atau “tidak baik”, lalu menilai mereka berdasarkan dimensi kepribadian dari psikologi.
Walaupun ada tumpang tindih antara sosok "cool" dan "baik" (keduanya sama-sama disukai), ditemukan perbedaan penting: Orang “cool” umumnya dianggap lebih ekstrovert, hedonis, penuh kekuatan, petualang, terbuka terhadap pengalaman baru, dan mandiri atau autonom.
Sementara orang “baik” lebih diasosiasikan dengan sifat seperti patuh, tradisional, hangat, stabil, dan kooperatif.
Mengapa “Cool” Bisa Begitu Berpengaruh
Menurut Pezzuti, orang yang dianggap “cool” biasanya adalah sosok penuh energi, suka mencoba hal baru, dan tidak takut berbeda. Ini menjelaskan mengapa mereka sering jadi pelopor tren, ikon budaya, atau pemicu perubahan sosial.
“Untuk dianggap keren, seseorang harus disukai, tapi juga punya sifat-sifat yang tidak selalu dianggap ‘baik’ secara moral – seperti hedonistik atau dominan,” jelas Warren.
Dengan kata lain, “cool” berada di antara penerimaan dan pembangkangan. Mereka cukup unik untuk menarik perhatian, tapi tetap cukup disukai untuk diikuti.
Dulu, konsep cool muncul dari subkultur seperti komunitas jazz kulit hitam dan kaum Beatnik. Kini, istilah ini sudah menyebar secara global lewat industri fashion, musik, film, dan media sosial.
Meski telah mengalami komersialisasi, menurut Pezzuti, coolness belum kehilangan maknanya. “Cool kini lebih fungsional – menjadi penanda orang yang berani, mandiri, dan bisa menginspirasi perubahan.”
Dampaknya bagi Masyarakat
Karena memadukan daya tarik dan kemandirian, orang yang terlihat cool sering menjadi figur informal yang membentuk hierarki sosial – bukan lewat kekuasaan formal, tapi karena gaya hidup dan nilai yang mereka tampilkan.
Mereka menciptakan standar baru, menantang norma lama, dan membantu menggerakkan budaya ke arah yang lebih dinamis.
Walaupun studi ini belum mencakup masyarakat non-digital atau pedesaan, temuan ini tetap mencolok: dari lima benua, orang-orang membayangkan sosok “cool” yang sangat mirip.
Dengan kata lain, coolness mungkin salah satu konsep sosial yang paling universal – lintas bahasa, budaya, dan generasi. (*)
Sumber: Journal of Experimental Psychology: General, Earth
KEYWORD :Apa itu cool Ciri-ciri orang cool Kepribadian keren Studi tentang coolness