
Pemain cedera akibat padatnya jadwal pertandingan (FOTO: REUTERS)
Jakarta, Jurnas.com - Jadwal pertandingan yang makin padat menjadi momok tersendiri bagi klub-klub Eropa. Di tengah tuntutan komersial dan ambisi gelar dari berbagai kompetisi, para pemain top dipaksa tampil nyaris tanpa jeda sepanjang musim.
Menurut data FIFPRO, banyak pemain elit terpaksa mencatatkan lebih dari 5.000 menit bermain pada musim 2023/2024, setara dengan 55 hingga 65 laga penuh.
Sementara itu, klub-klub elite seperti Manchester City, Real Madrid, dan Arsenal melakoni 60 hingga 70 pertandingan dalam semusim bila dihitung bersama laga pramusim, domestik, Eropa, dan jeda internasional.
Daftar 10 Klub Sepak Bola Terkaya di Dunia
Tekanan fisik dan mental dalam ritme yang padat ini mendorong banyak pelatih papan atas bersuara. Mereka tidak hanya mengeluhkan penurunan performa tim, tetapi juga menyuarakan kekhawatiran atas keselamatan dan masa depan para pemain.
Berikut ini lima pelatih top Eropa yang terang-terangan mengkritik padatnya kalender sepak bola Eropa:
1. Jürgen Klopp
Dalam salah satu kritik paling tajamnya sebelum meninggalkan Liverpool pada akhir musim 2023/2024, Klopp mengatakan padatnya kalender sepak bola akan menimbulkan badai cedera yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Klopp juga prihatin karena para pemain nyaris tidak memiliki waktu untuk pulih secara fisik maupun mental di tengah derasnya pertandingan klub dan negara.
2. Carlo Ancelotti
Pelatih veteran asal Italia ini menyampaikan kritiknya setelah Real Madrid mengalami gelombang cedera di tengah musim lalu. Menurut dia, ritme pertandingan yang terlalu ketat tak memberi ruang bagi pemulihan yang layak dan berujung pada meningkatnya risiko cedera otot yang serius.
Real Madrid bahkan tercatat kehilangan lebih dari 10 pemain akibat cedera sepanjang musim lalu.
3. Mikel Arteta
Arteta menyebut jadwal pertandingan yang padat akan menjadi bom waktu yang siap meledak. Dia mengatakan beberapa pemain Arsenal telah tampil lebih dari 130 kali dalam dua musim terakhir.
Arteta juga merujuk pada potensi cedera serius seperti ACL atau robekan hamstring, karena faktanya para pemain dituntut berlatih lebih banyak dari sebelumnya, dan hanya fokus pada pemulihan antar laga.
4. Ange Postecoglou
Ketika Tottenham dilanda krisis cedera parah di tengah musim, Postecoglou menegaskan bahwa sistem kompetisi telah menuntut klub untuk memiliki skuad yang amat besar.
5. Hansi Flick (Barcelona)
Baru mulai melatih Barcelona, Hansi Flick langsung menghadapi jadwal pramusim yang amat ketat dan minim jeda. Flick bahkan menyebut jadwal pertandingan di La Liga sebagai lelucon.
Flick juga menilai bahwa kepadatan ini mengorbankan kualitas permainan hanya demi mengejar keuntungan komersial.
KEYWORD :Kalender Pertandingan Pelatih Top Eropa Jurgen Klopp Fakta Unik Sepak Bola