
Ilustrasi Hari Buah Sedunia (Foto: Pexels/Wesley Davi)
Jakarta, Jurnas.com - Setiap 1 Juli, dunia memperingati Hari Buah Sedunia atau International Fruit Day. Momen ini bukan sekadar kampanye makan sehat, tetapi juga seruan global untuk berbagi dan peduli terhadap keberlanjutan pangan.
Dikutip dari laman International Fruit Day, perayaan ini bermula pada April 2007 di Berlin, saat sekelompok alumni jurusan pekerjaan sosial dari Universitas Alice Salomon berkumpul dalam sebuah acara santai. Mereka membahas isu sosial dan menemukan ide sederhana namun berdampak besar: berbagi makanan, khususnya buah.
Dari ide itu, tercetuslah International Fruit Day yang pertama kali dirayakan di Mauerpark, Berlin pada 1 Juli 2007. Acara itu dihadiri lebih dari 400 orang yang menikmati potongan buah dan kue buah bersama keluarga, teman, bahkan orang asing.
Sejak awal, perayaan ini membawa pesan damai lewat buah dengan semboyan yang masih digunakan hingga kini: Fruit for Peace. Dari tahun ke tahun, peringatan ini juga ditandai dengan pemilihan buah tahunan dan tema khusus yang mengangkat nilai-nilai sosial.
Tahun 2025, buah yang terpilih adalah jeruk dengan tema Inclusive Styles yang mengajak semua orang, tanpa kecuali, untuk menerapkan gaya hidup sehat dan berbagi. Sementara tahun-tahun sebelumnya sempat menampilkan buah seperti delima, blackberry, hingga apel dengan berbagai pesan inspiratif.
Selain membawa pesan perdamaian dan solidaritas, Hari Buah Sedunia juga bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi buah bagi kesehatan. Buah mengandung vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang membantu menjaga sistem imun, pencernaan, dan metabolisme tubuh.
Misalnya, vitamin C dalam jeruk bisa membantu pembentukan kolagen dan meningkatkan penyerapan zat besi. Sementara serat dalam buah seperti pepaya atau apel membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kesehatan usus.
Peringatan ini juga ingin menyoroti persoalan besar yang sering diabaikan, yaitu pemborosan pangan. Dengan meningkatkan konsumsi buah, terutama buah lokal dan musiman, masyarakat turut membantu mengurangi kerugian di rantai pasok makanan.
Di Indonesia, pentingnya makan buah juga digaungkan melalui program GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Pemerintah menyarankan konsumsi buah dan sayur sebanyak 400–600 gram per hari untuk orang dewasa dan 300–400 gram untuk remaja, demikian dikutip Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain mendorong pola makan seimbang, GERMAS juga menekankan peran buah dalam membentuk kebiasaan sehat masyarakat. Dalam satu piring makan, buah seharusnya hadir bersama makanan pokok, lauk, dan sayur.
Dengan kekayaan buah tropis, Indonesia punya potensi besar untuk menjadikan konsumsi buah sebagai budaya sehat. Buah seperti pisang, pepaya, salak, hingga semangka tak hanya bergizi, tapi juga mendukung petani lokal dan ketahanan pangan nasional.
Maka dari itu, Hari Buah Sedunia bukan hanya ajakan untuk makan buah. Ia adalah pengingat bahwa dari satu potong buah, kita bisa memulai perubahan kecil untuk kesehatan, lingkungan, dan solidaritas sosial. (*)
KEYWORD :Hari Buah Sedunia 1 Juli Peringatan Hari Buah Hari buah 2025