
Sepatu Adidas X Crazylight (Foto: Goal)
Jakarta, Jurnas.com - Pada era ketika sepak bola masih dimainkan dengan aturan yang belum seragam, para pemain biasa turun ke lapangan tanpa perlengkapan khusus, termasuk sepatu.
Pertandingan yang berlangsung di lapangan rumput atau tanah basah sering kali menimbulkan cedera, karena para pemain hanya mengenakan sepatu harian yang licin dan tidak stabil.
Situasi ini mendorong munculnya kebutuhan akan alas kaki yang dirancang khusus untuk menghadapi kerasnya permainan sepak bola. Dari sanalah kisah panjang sepatu sepak bola bermula.
5 Teknologi Canggih di Balik Sepatu Sepak Bola
Catatan pertama tentang sepatu khusus untuk bermain bola muncul pada abad ke-16 di Inggris, ketika Raja Henry VIII tercatat memesan sepasang sepatu bola dari pembuat sepatu pribadinya pada tahun 1526.
Sepatu tersebut terbuat dari kulit tebal dan dibuat lebih berat daripada sepatu biasa. Meski demikian, sepatu ini masih jauh dari bentuk modern, karena belum dilengkapi dengan paku atau teknologi penunjang lainnya.
Tujuannya murni untuk melindungi kaki saat bermain sepak bola dalam versi tradisional yang lebih menyerupai adu fisik massal ketimbang permainan terstruktur.
Perkembangan berikutnya terjadi pada abad ke-19, saat sepak bola mulai mengalami pembakuan aturan melalui pendirian Football Association di Inggris pada 1863. Dengan semakin banyaknya pertandingan antar klub dan sekolah, pemain mulai menyadari pentingnya sepatu yang memberikan cengkeraman dan kestabilan.
Kala itu, sepatu kerja para buruh dengan sol tebal dan paku kecil sering dimodifikasi untuk digunakan bermain. Inilah cikal bakal penggunaan cleat atau stud pada sepatu bola.
Memasuki awal abad ke-20, revolusi industri dan kemajuan teknologi mulai memengaruhi desain sepatu sepak bola. Produsen seperti Gola, Valsport, dan kemudian Adidas di Jerman mulai menciptakan sepatu khusus yang tidak hanya kokoh, tetapi juga memperhatikan aspek kelincahan pemain.
Stud logam atau karet mulai dipatenkan dan diuji untuk menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang berbeda-beda, dari basah hingga kering. Masa ini menjadi periode penting dalam transisi dari perlindungan menuju performa.
Salah satu momen paling bersejarah datang saat Piala Dunia 1954 di Swiss. Tim nasional Jerman Barat yang mengenakan sepatu dengan stud sekrup buatan Adidas tampil impresif di tengah lapangan berlumpur.
Sepatu tersebut memungkinkan pemain mengganti panjang stud sesuai kondisi tanah, memberi mereka keunggulan taktis atas lawan. Kemenangan Jerman atas Hungaria di final memperkuat reputasi sepatu sepak bola sebagai penentu performa, bukan sekadar perlindungan.
Sejak saat itu, desain sepatu bola berkembang pesat. Material kulit alami digantikan bahan sintetis ringan, struktur sepatu dibuat lebih fleksibel dan ergonomis, serta teknologi canggih seperti kontrol bola, distribusi tekanan, dan keseimbangan mulai diterapkan.
KEYWORD :Sepatu Pertama Fakta Unik Sepak Bola Raja Henry VIII