
Ilustrasi - ini rahasia kekuatan Iran yang belum banyak orang ketahui (Foto: Reuters)
Jakarta, Jurnas.com - Setiap tanggal 10 Muharram, dunia mengenang peristiwa memilukan di tanah Karbala. Sosok cucu Rasulullah SAW, Al-Husain bin Ali, gugur dengan penuh kemuliaan di hadapan tirani, mempertahankan prinsip Islam yang murni.
Akan tetapi, bagi rakyat Iran, peristiwa Asyura bukan sekadar sejarah. Ia adalah jiwa dari keteguhan, kekuatan moral, dan keberanian menghadapi ketidakadilan hingga hari ini.
Air mata yang tertumpah dalam majelis-majelis duka untuk Al-Husain ternyata bukan hanya bentuk kesedihan spiritual, melainkan juga api semangat yang terus menyala dalam melawan penindasan.
Di balik tangisan itu, tersimpan tekad, bahwa kebenaran harus dibela meski harus dibayar dengan darah dan nyawa.
Banyak yang bertanya, Mengapa bangsa Iran begitu teguh dan berani menghadapi tekanan dunia, bahkan dari kekuatan-kekuatan besar?
Pulangnya Ruhollah Khomeini ke Iran, Awal dari Sebuah Revolusi yang Mengubah Sejarah Dunia
Jawabannya bukan semata pada kekuatan militer atau diplomasi, kuncinya terletak pada akidah dan keteladanan.
Masyarakat Iran hidup dengan napas perjuangan Rasulullah SAW dan Ahlulbaitnya, menjadikan peristiwa Karbala sebagai kompas moral dan spiritual dalam menjalani kehidupan berbangsa.
Bagi mereka, Al-Husain bukan hanya tokoh sejarah, tetapi pemimpin abadi bagi semua yang ingin menolak ketertindasan.
Tidak sedikit yang keliru menilai bahwa peringatan Asyura di Iran hanyalah bagian dari budaya atau ritual semata.
Padahal, bagi banyak rakyat Iran, Asyura adalah sekolah abadi perlawanan dan keadilan, tempat di mana nilai-nilai Islam sejati diajarkan secara hidup dan nyata.
Dari mimbar-mimbar majelis duka, semangat untuk membela kaum tertindas tumbuh, dan dari lantunan syair-syair duka, tekad untuk melawan imperialisme global diperkuat.
Ketika dunia menyaksikan Iran berdiri kukuh di tengah tekanan internasional, menolak tunduk pada dominasi, maka tak lengkap rasanya jika tidak menengok kembali satu nama, yaitu Husain bin Ali.
Namanya bukan hanya dielu-elukan saat Muharram, tapi menjadi inspirasi sepanjang tahun, dari ruang kelas hingga ruang sidang, dari masjid hingga parlemen, dari hati rakyat hingga garis depan pertahanan negara.
Asyura telah melampaui batas mazhab, dan nilai-nilai yang ditinggalkan Al-Husain kini menjadi milik semua orang yang menolak kezaliman dan mendambakan keadilan.
Dan mungkin, inilah rahasia kekuatan Iran yang jarang dibicarakan secara terbuka, mereka tak hanya hidup dalam budaya, tetapi dalam warisan spiritual Rasulullah SAW dan Ahlulbait yang mengakar kuat dalam denyut nadi perlawanan.
KEYWORD :Iran Asyura Rasulullah SAW Ahlulbait Husain bin Ali