
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang selalu menekankan persatuan umat Islam (Foto: Handout via REUTERS)
Jakarta, Jurnas.com - Iran selama ini dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk penganut mazhab Syiah, khususnya cabang Itsna Asyariah (Syiah Dua Belas Imam).
Akan tetapi, di balik identitas ini, Iran juga menjadi rumah bagi komunitas Muslim Sunni yang signifikan, terutama di wilayah-wilayah seperti Sistan-Baluchistan, Kurdistan, dan Khuzestan.
Meski terdapat perbedaan pandangan dalam hal teologi dan praktik ibadah, kedua kelompok ini tetap berada dalam satu payung keimanan, yaitu Islam.
Perbedaan antara Sunni dan Syiah sendiri telah menjadi bagian dari sejarah Islam sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW, yang kemudian berkembang menjadi perbedaan dalam hal kepemimpinan umat.
Lebih lanjut, baik Sunni maupun Syiah sama-sama meyakini keesaan Allah, kenabian Muhammad sebagai Rasul terakhir, kewajiban shalat lima waktu, puasa Ramadhan, dan ibadah-ibadah lainnya yang menjadi rukun Islam.
Pemerintah Iran, dalam beberapa tahun terakhir, terus menunjukkan langkah-langkah inklusif terhadap kelompok Sunni. Perwakilan komunitas Sunni memiliki kursi di parlemen dan menjalankan kegiatan keagamaan secara terbuka.
Beberapa pesantren dan madrasah Sunni pun tumbuh dan beroperasi secara aktif, menunjukkan bahwa dinamika mazhab di Iran bukanlah semata soal dominasi, tetapi juga soal keberagaman dalam bingkai keyakinan yang sama.
Dalam khutbah-khutbah Jumat maupun pernyataan resmi, para ulama dari kedua mazhab kerap menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam), serta menjauhkan umat dari narasi perpecahan.
Muhammad Ali, Salah satu mahasiswa asal Indonesia di Iran tepatnya di kota Qom, mengatakan bahwa.
“Perbedaan fiqih dan mazhab bukanlah alasan untuk perpecahan, tetapi kekayaan intelektual umat yang harus dihormati,” ujar Muhammad saat dihubungi oleh Jurnas.com via WhatsApp pada Sabtu (28/6).
Ia menambahkan, di Iran Momentum seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Raya Idul Fitri menjadi momen kebersamaan yang merangkul semua mazhab.
Bahkan pada musim haji, Iran juga memberangkatkan jemaah dari berbagai latar belakang, termasuk Sunni, sebagai wujud kesatuan umat dalam menjalankan rukun Islam kelima.
Dalam Al-Qur`an, Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku" (QS. Al-Anbiya: 92).
Ayat ini kembali mengingatkan bahwa persatuan umat Islam jauh lebih penting dari sekadar perbedaan mazhab.
Iran, dengan realitas keberagaman mazhabnya, kini menjadi salah satu contoh bahwa Islam adalah agama yang penuh rahmat, mampu memelihara perbedaan tanpa kehilangan arah utama, yakni tauhid dan ukhuwah.
KEYWORD :Syiah Sunni mazhab Iran