
Para pemain Juventus yang berlaga di Piala Dunia Antarklub (Foto: Sky Sports)
Jakarta, Jurnas.com - Juventus merupakan salah satu klub sepak bola paling legendaris, tidak hanya di Italia tetapi juga di kancah internasional.
Dengan deretan prestasi dan dominasi di Serie A, Juventus dikenal luas sebagai simbol kekuatan dan tradisi dalam dunia sepak bola. Namun, ada satu hal menarik yang kerap jadi bahan perbincangan: julukan ikonik mereka `La Vecchia Signora`, atau yang sering disebut oleh penggemar Indonesia sebagai `Si Nyonya Tua`.
Sekilas, julukan ini terdengar cukup aneh jika disandingkan dengan klub yang begitu besar dan punya citra dinamis, apalagi Juventus juga dikenal sebagai salah satu tim yang gemar mempromosikan talenta muda. Lalu, mengapa klub dengan semangat muda justru dijuluki sebagai `tua`?
Akan tetapi, penamaan `Si Nyonya Tua` justru lahir dari sejarah panjang klub dan citra aristokratik yang melekat kuat sejak awal abad ke-20.
Dalam bahasa Italia, `La Vecchia Signora` secara harfiah berarti `Perempuan Tua yang Terhormat.` Frasa ini biasa digunakan sebagai bentuk penghormatan terhadap wanita tua yang terhormat dan dihormati dalam masyarakat, julukan ini merepresentasikan usia klub yang telah tua namun tetap elegan dan berkelas.
Didirikan pada tahun 1897, Juventus memang merupakan salah satu klub tertua di Italia. Saat banyak klub lain masih berkembang, Juventus telah menancapkan pengaruh kuatnya di Serie A dan kancah Eropa. Julukan ini menjadi semacam pengakuan atas keanggunan tradisional dan pencapaian historis klub tersebut.
Lebih lanjut, tidak semua versi menyampaikan makna yang sepenuhnya positif. Dalam beberapa catatan sejarah, julukan ini juga muncul dari bentuk sindiran yang penuh respek, karena Juventus dikenal sebagai klub yang konservatif dan penuh aturan, kontras dengan filosofi permainan bebas dari klub-klub lain seperti Napoli atau Roma.
Selain itu, pada era 1930-an hingga 1950-an, Juventus kerap diperkuat oleh pemain berpengalaman yang lebih tua dibandingkan dengan para rivalnya.
Hal ini membuat para pendukung klub lawan menyebut Juventus dengan nada satir sebagai `tua,` meskipun tetap tangguh. Alih-alih merasa tersinggung, para Juventini justru memeluk julukan itu sebagai lambang identitas dan kebanggaan.
Julukan `Si Nyonya Tua` juga berkaitan erat dengan citra Juventus sebagai klub elite, terutama sejak dimiliki oleh keluarga Agnelli, pemilik perusahaan otomotif raksasa FIAT.
Kedekatan Juventus dengan dunia industri dan politik Italia membuat klub ini sering diasosiasikan sebagai `bangsawan` di dunia sepak bola. Julukan `Signora` (Nyonya) pun mencerminkan status sosial itu—anggun, dihormati, dan memiliki kekuasaan.
Hari ini, julukan `Si Nyonya Tua` telah melekat kuat sebagai bagian dari identitas Juventus, bahkan lebih dikenal daripada nama resmi klub itu sendiri di beberapa wilayah dunia.
Bagi fans, julukan ini bukan sekadar penanda usia atau sejarah, melainkan simbol dari kesetiaan, tradisi, dan kejayaan yang telah dibangun selama lebih dari satu abad.
Tak banyak klub di dunia yang memiliki julukan seunik dan sebermakna Juventus. `Si Nyonya Tua` bukan sekadar nama panggilan, tetapi sebuah narasi yang mewakili kemapanan, kejayaan masa lalu, dan harapan untuk terus berjaya di masa depan.
KEYWORD :Juventus `Si Nyonya Tua` La Vecchia Signora