Sabtu, 28/06/2025 18:37 WIB

100 Pasangan Pernikahan Massal Dapat Modal Usaha hingga Menginap di Hotel

Sebanyak 100 pasangan pengantin lintas usia menjadi peserta pernikahan massal se-Jabodetabek yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Sabtu (28/6) pagi.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Sebanyak 100 pasangan pengantin lintas usia menjadi peserta pernikahan massal se-Jabodetabek yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Sabtu (28/6) pagi.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) ini disaksikan langsung oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad.

Menag Nasaruddin mengatakan bahwa pernikahan massal ini menjadi jalan keluar bagi pasangan calon pengantin yang ingin melangsungkan pernikahan tanpa mengeluarkan biaya besar sebagaimana praktik umumnya di masyarakat.

Tak hanya menikah secara gratis, para pasangan pengantin akan mendapatkan sejumlah manfaat termasuk mahar yang ditanggung oleh Kemenag dan diberikan bantuan ekonomi mikro saat mereka membangun hubungan rumah tangga.

"Satu pasang Rp2,5 juta dan nanti dipantau langsung oleh Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Tidak menutup kemungkinan diberikan tambahan," kata Menag dalam sesi konferensi pers.

"Nanti malam mereka juga diberi kesempatan bulan madu menginap di hotel. Apalagi sekarang hotel sedang sepi pengunjung. Jadi dengan dana terbatas kita bisa berikan kepuasan pada masyarakat," Menag menambahkan.

Dalam Program Pernikahan Massal, Menag memastikan bahwa seluruh prosesnya berjalan ketat, di antaranya memastikan tidak ada pasangan di bawah umur hingga meniadakan praktik poligami maupun poliandri.

Menag juga menargetkan program ini berlanjut tidak hanya di dalam negeri, namun juga di luar negeri melalui kantor-kantor perwakilan atau kedutaan besar di berbagai negara. Apalagi, hingga saat ini Kemenag belum menempatkan perwakilan Kantor Urusan Agama (KUA) di luar negeri.

"Yang kita tahu tidak semua orang di kedubes bisa jadi wali nikah, karena wali harus Muslim, dan tidak semua duta besar muslim. Maka itu harus kita kawal betul," ujar Menag Nasaruddin.

Adapun beberapa negara prioritas untuk program pernikahan massal dan perwakilan KUA, Menag menyebut Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong, Taiwan, dan Mesir, yang menjadi tujuan utama para Pekerja Migran Indonesia (PMI).

KEYWORD :

Pernikahan Massal Kemenag Nasaruddin Umar Bantuan Ekonomi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :