
Mantan Wapres RI, Jusuf Kalla, dalam Rapimnas PGRI (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, meminta para guru mengubah metode pembelajaran dalam menghadapi tantangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang semakin massif.
Menurut JK, kemajuan teknologi saat ini sudah banyak berpengaruh di dunia pendidikan. Bahkan, pengetahuan teoritis bisa diakses dengan mudah oleh peserta didik melalui AI.
"Sekarang kalau bapak ibu guru mengajar sejarah, ekonomi, geografi, muridnya bisa jadi lebih pintar dari guru. Jadi, guru mesti lebih pintar dari murid. Bagaimana dalam situasi seperti ini terjadi pembelajaran yang baik," kata JK dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Jakarta, pada Jumat (27/6).
Apabila dahulu siswa masih lekat dengan tumpukan buku pelajaran, lanjut JK, kini ratusan hingga ribuan buku mata pelajaran dapat disimpan di gawai yang dibawa ke sekolah.
Karena itu, bukan tidak mungkin dalam beberapa puluh tahun ke depan, tulisan tangan tidak ditemukan lagi di ruang-ruang kelas, karena pembelajaran berbasiskan teknologi, sebagaimana perkiraan di Inggris bahwa pada 2030 tidak ada lagi tulisan tangan.
"Kita harus siapkan gurunya sekarang, mengubah kurikulum universitas. Diubah cara mengajarnya. Sekarang orang di banyak negara tidak ada lagi yang nama PR (pekerjaan rumah), karena tidak ada gunanya lagi," ujar JK.
Untuk mempersiapkan menghadapi tantangan AI tersebut, guru perlu membangun kemampuan logika dan common sense. Dengan demikian, beragam informasi yang diperoleh siswa dari AI mendapatkan pendampingan langsung dari guru.
"AI mempunyai suatu yang sangat baik tapi juga sangat buruk. Baik untuk mendapatkan informasi, tapi buruknya apabila bisa menimbulkan efek psikologis pada siswa," kata dia.
KEYWORD :Jusuf Kalla Rapimnas PGRI Kecerdasan Buatan Metode Pembelajaran