Jum'at, 27/06/2025 19:42 WIB

Pemerintah Targetkan Infrastruktur Tenaga Listrik Kapasitas 3.200 MW

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan pemerintah menargetkan pembangunan 37 proyek ketenagalistrikan dengan kapasitas lebih dari 3.200 megawatt. Ini merupakan bagian dari upaya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen pada 2029.

Dirjen ILMATE Kemenperin, Setia Diarta (Foto: Ist/Humas Kemenperin)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan pemerintah menargetkan pembangunan 37 proyek ketenagalistrikan dengan kapasitas lebih dari 3.200 megawatt. Ini merupakan bagian dari upaya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen pada 2029.

"Ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan penguatan daya saing industri nasional dengan basis energi bersih," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, dalam keterangannya pada Jumat (27/6).

Dirjen ILMATE mengemukakan, pemerintah juga tengah mendorong percepatan ekonomi digital dengan target nilai ekonomi digital sebesar USD120 miliar pada tahun 2025 dan diproyeksi bisa menembus USD400 miliar pada 2030.

"Ini mencerminkan komitmen untuk membangun pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta membuka peluang besar bagi sektor industri manufaktur dan teknologi," ujar dia.

Sementara itu, dalam mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, pemerintah pun terus mengembangkan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti energi surya, panas bumi, air, angin, dan bioenergi.

"Kami mendorong pengembangan industri pendukung EBT seperti sel surya, baterai, panel kontrol, generator, turbin air, dan turbin angin. Kami juga berharap perusahaan seperti Schneider Electric dapat berperan aktif dalam pengembangan komponen energi terbarukan ini," kata Setia.

Sejalan dengan upaya pemerintah, Kemenperin memberikan apresiasi tinggi kepada PT Schneider Electric Indonesia atas keberhasilan pembangunan pabrik ketiga di Cikarang.

Pabrik baru ini dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat sektor industri manufaktur khususnya industri peralatan listrik di Indonesia, serta memanfaatkan potensi sumber daya nasional yang berkelanjutan.

"Pembangunan ini bukan hanya sekadar dimulainya sebuah lini produksi, tetapi juga menjadi simbol tekad bersama untuk menjadikan Indonesia pemain utama dalam industri manufaktur global. Inilah momentum untuk bangkit, berinovasi, dan menunjukkan bahwa anak bangsa mampu bersaing di ranah teknologi tinggi," ujar Setia.

President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, Martin Setiawan menyampaikan, ekspansi smart factory di Cikarang merupakan cerminan dari komitmen jangka panjang Schneider Electric untuk mendukung agenda transformasi dan ketahanan industri nasional.

"Inisiatif ini juga mencerminkan semangat bersama Indonesia dan Prancis dalam mendorong inovasi dan mengakselerasi teknologi hijau," ujar Martin.

Menurutnya, pabrik di Cikarang merupakan salah satu smart factory milik Schneider Electric, yang merepresentasikan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan inovasi.

Pabrik ini menerapkan teknologi EcoStruxure, sistem panel surya atap, otomasi berbasis kecerdasan buatan (AI), serta digital Factory Acceptance Testing (FAT) untuk mengoptimalkan efisiensi operasional dan meminimalisir dampak lingkungan.

KEYWORD :

Kemenperin Perindustrian Kemenperin Dirjen ILMATE




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :