
Ilustrasi tersesat di gunung (Foto: Hellosehat)
Jakarta, Jurnas.com - Tersesat di gunung bisa terjadi pada siapa saja, baik pendaki pemula maupun berpengalaman. Medan yang tertutup kabut, jalur bercabang, atau kehilangan fokus bisa membuat seseorang keluar dari rute resmi.
Namun, jika hal ini terjadi, ada beberapa langkah penting yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peluang selamat dan ditemukan.
Pertama, berhenti bergerak. Semakin jauh seseorang melangkah tanpa arah yang jelas, semakin sulit bagi tim pencari untuk melacak. Dalam dunia penyelamatan dikenal prinsip “STOP”, yang berarti Stop, Think, Observe, Plan. Dengan tenang, seseorang dapat berpikir lebih jernih tentang langkah selanjutnya.
Kedua, mencari tempat yang aman dan terlindung, terutama dari hujan atau suhu dingin. Lokasi yang terbuka justru berisiko terkena angin dan kabut yang memperparah kondisi tubuh. Jika memiliki jas hujan, flysheet, atau emergency blanket, segera digunakan untuk melindungi diri.
Sambil berteduh, evaluasi kembali jalur yang telah dilewati. Apakah ada suara aliran air, jalur yang tertinggal pita penanda, atau posisi matahari yang bisa menjadi petunjuk arah?
Jika memungkinkan, gunakan aplikasi peta offline atau GPS untuk melihat estimasi lokasi terakhir. Namun, hemat baterai agar ponsel tetap bisa digunakan dalam kondisi darurat.
Jangan lupa untuk mengaktifkan peluit atau senter secara berkala. Sinyal-sinyal ini sangat membantu tim SAR menemukan posisi Anda, terutama jika malam tiba atau cuaca berkabut. Suara peluit dengan pola tiga kali tiupan panjang sering dijadikan sinyal darurat standar internasional.
Jika memiliki sinyal ponsel, segera hubungi pos penjaga atau nomor darurat seperti Basarnas. Berikan informasi singkat namun jelas, nama lengkap, titik awal pendakian, arah jalur, dan kondisi terakhir.
Jika tidak ada sinyal, cobalah naik ke tempat yang lebih tinggi secara hati-hati, namun jangan terlalu jauh dari titik awal tersesat.
Menjaga kondisi tubuh juga krusial. Usahakan tetap terhidrasi dan konsumsi makanan ringan. Jangan terlalu banyak bergerak karena bisa mempercepat kehilangan energi dan panas tubuh.
Dalam kondisi tertentu, lebih baik bertahan di satu tempat daripada terus berpindah-pindah tanpa arah yang pasti.
Setiap pendaki sebaiknya sudah mempersiapkan diri untuk kondisi ini, termasuk membawa emergency kit, peluit, dan peta jalur. Mengandalkan teman atau guide saja tidak cukup jika tak memahami langkah mandiri menghadapi situasi darurat.
KEYWORD :Tersesat di Gunung Tantangan Pendakian Keluar Rute Resmi