
Porter membawa barang bawaan pendaki (Foto: Unsplash/Fahrul Razi)
Jakarta, Jurnas.com - Di balik pendakian gunung yang yang aman dan menyenangkan, ada peran penting dari tiga sosok lapangan yang sering ditemui para pendaki. Yaitu, guide, ranger, dan porter. Meski kerap dianggap serupa, ketiganya memiliki fungsi dan tanggung jawab yang sangat berbeda.
Guide atau pemandu bertugas sebagai penunjuk arah sekaligus pendamping pendaki selama perjalanan. Mereka adalah orang yang memahami jalur, medan, dan kondisi lokal secara menyeluruh.
Seorang guide profesional biasanya telah mengikuti pelatihan dan mengantongi sertifikat dari asosiasi pendakian atau lembaga pelatihan SAR. Tugas mereka tak hanya menuntun langkah, tapi juga memberi edukasi, menjaga ritme perjalanan, serta membantu bila terjadi kendala teknis atau medis ringan.
Di sisi lain, ranger adalah petugas resmi dari pengelola kawasan konservasi, seperti Balai Taman Nasional. Mereka bekerja di bawah regulasi negara dan memiliki tanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan, memantau aktivitas pendakian, serta menegakkan aturan.
Seorang ranger akan memeriksa izin pendaki, mengecek perlengkapan, memberikan briefing keselamatan, hingga turun langsung jika terjadi evakuasi atau pelanggaran aturan di jalur pendakian.
Porter, berbeda dari keduanya, adalah orang yang membantu mengangkut barang pendaki. Mereka biasanya berasal dari komunitas lokal di sekitar gunung dan memiliki kekuatan fisik luar biasa.
Meskipun tugasnya tidak bersifat teknis atau strategis seperti guide dan ranger, keberadaan porter sangat krusial, terutama dalam ekspedisi panjang atau saat membawa logistik berat. Tak sedikit pula porter yang berperan sebagai juru masak atau pendamping informal selama pendakian.
Ketiganya sering bekerja bersama dalam satu tim pendakian. Misalnya, saat mendaki Gunung Rinjani atau Semeru, ranger akan memastikan semua prosedur dijalankan, guide akan memimpin jalur, dan porter membantu membawa perbekalan hingga mendirikan tenda. Kolaborasi ini menciptakan ekosistem pendakian yang aman, efisien, dan berkesan.
Sayangnya, masih banyak pendaki yang belum memahami perbedaan peran ini. Beberapa mengira ranger adalah guide gratisan, atau porter bisa diminta memandu jalur. Padahal, ketidaktahuan ini bisa menyebabkan miskomunikasi dan bahkan risiko keselamatan, terutama di gunung-gunung dengan tingkat kesulitan tinggi.
Ranger bersifat resmi dan berwenang, guide bersifat profesional komersial, sedangkan porter bersifat pendukung logistik. Bayaran dan tanggung jawab mereka pun berbeda. Guide dan porter dibayar langsung oleh pendaki, sementara ranger digaji oleh instansi pengelola kawasan.
Penting bagi calon pendaki untuk memahami struktur kerja ini. Menggunakan jasa guide dan porter lokal yang terlatih, serta mematuhi arahan ranger, bukan hanya bentuk tanggung jawab pribadi, tapi juga kontribusi terhadap ekonomi dan pelestarian gunung.
KEYWORD :Guide Pendakian Ranger Porter Gunung